Sidoarjo (ANTARA) - Sebanyak 40 ton pisang tanduk dan pisang kepok diekspor dari Puspa Agro Sidoarjo, Jawa Timur menuju ke Malaysia menyusul peluang pasar ekspor buah pisang ke Malaysia masih sangat terbuka.

Seorang Eksportir pisang dari CV Bintang Perkasa, Adi, di Sidoarjo, Senin mengatakan, saat ini volume kebutuhan pasar pisang ke Malaysia masih cukup besar.

"Kami akan lebih maksimal utk memperluas jaringan ke petani pisang agar produksi bisa meningkat. Beberapa petani di sejumlah daerah sudah menyatakan siap. Sekarang tinggal susun jadwal biar pasokan lancar dan berkelanjutan," katanya.

Sementara itu, Dirut Puspa Agro Abdullah Muchibuddin menyatakan siap menjalin kerja sama dengan para pemasok pisang di daerah-daerah untuk bisa memenuhi permintaan pasar yang sudah terbuka lebar.

"Puspa Agro menjajaki untuk bisa memenuhi permintaan pasar negeri Jiran itu bersama para petani dan mitra bisnisnya," katanya.

Ia mengatakan sejumlah pekerja menyiapkan pisang yang akan diangkut oleh kontainer dengan memisahkan dari tandannya dan memasukkan dalam kantong (waring) dengan berat sekitar 25 Kilogram per waring.

"Selanjutnya, kontainer pengankut pisang itu berangkat meninggalkan area Puspa Agro menuju pelabuhan Tanjung Perak. Dari pelabuhan ini, pisang itu lalu dibawa ke negara tujuan ekspor, Malaysia," katanya.

Di sisi lain, tentang besarnya peluang pasar pisang, khususnya jenis pisang tanduk dan kepok, Mohammad Amin bin Amri dari Seteguhbiz Empire Group, SDN BHD, Malaysia, mengatakan, saat ini pihaknya membutuhkan kedua jenis pisang itu sebanyak 15 kontainer per minggu.

Artinya, kata dia, Jatim masih berpeluang untuk menambah volume ekspornya, karena saat ini baru bisa memasok dua dari 15 kontainer yang dibutuhkan.

"Kami terima berapa pun banyaknya, karena kebutuhan kami 15 kontainer per minggu. Dan ke depan, kebutuhan pasok pisang ini saya prediksi terus meningkat. Selain Jawa Timur ini, kami juga ambil dari Makassar dan Medan,” ujar Amin seusai prosesi pemberangkatan ekspor di area Puspa Agro.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019