Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mendorong agar pisang cavendish yang dikembangkan petani di Blitar tidak hanya mengisi pasar dalam negeri tetapi juga untuk diekspor.

"Saya berharap sekali mudah-mudahan terus berkembang karena tahun 2021 di Tanggamus sudah ekspor perdana. Saya berharap sekali juga kebutuhan pisang di sini bukan hanya kebutuhan lokal, nasional tapi kalau bisa mengisi pasar ekspor," ujarnya di Blitar, Jawa Timur, Rabu.

Dia mengatakan hal itu pada peluncuran Korporasi Petani Pisang yang dikelola Koperasi Tani Mapan Makmur di Dusun Ampelgading, Kelurahan Ampelgading, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Ia mengatakan korporasi petani salah satu program Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai bentuk tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo untuk fokus meningkatkan kesejahteraan petani dengan mengubah pola kerja petani menjadi lebih modern.

Arahan Presiden Jokowi tersebut, katanya, ditindaklanjuti Kementan sejak 18 April 2018. Kementan secara resmi menetapkan Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani melalui Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 18/PERMENTAN/RC.040/4/2018.

"Korporasi petani sebagai salah satu upaya membantu kelompok petani dalam jumlah besar dan membekali kelompok petani tersebut dengan manajemen, aplikasi, serta cara produksi dan pengolahan yang modern, tentunya dengan penguatan dari hulu ke hilir. Ke depannya diharapkan petani Indonesia akan mendapatkan keuntungan lebih besar," katanya.

Baca juga: Wamentan serahkan bantuan alsintan ke petani Manokwari

Salah satunya di Kabupaten Blitar di mana petani sudah membentuk Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP). Kelembagaan tersebut diwadahi dalam koperasi bernama Koperasi Tani Mapan Makmur. KEP tersebut telah melakukan kerja sama dengan PT Nusantara Segar Abadi (NSA) sebagai off taker.

Pola kemitraan berbentuk CSV (Creating Shared Value) di mana perusahaan itu membina petani mitra. Para petani dibina untuk menghasilkan buah segar yang berkualitas dengan standar internasional serta memberikan kepastian pasar.

"Pola kemitraan dengan saling menguntungkan, yakni petani mendapatkan kepastian pasar dan off taker mendapatkan kepastian pasokan/produksi," kata Harvick.

Ketua Koperasi Tani Mapan Makmur Kabupaten Blitar Istanto menjelaskan melalui pola kemitraan CSV, perusahaan itu  membina petani yang menjadi mitra untuk memproduksi buah segar komersial serta membantu memasarkan.

”Koperasi Tani Mapan Makmur membuat kerja sama tertulis antara koperasi dan petani mitra terkait produksi buah pisang dan penetapan harganya," katanya.

Dia menjelaskan koperasi menjual pisang hasil produksi ke perusahaan dengan harga Rp.57.000/boks untuk grade A, Rp.40.000/boks untuk grade B dan Rp.33.000/boks untuk grade C. Dalam satu boks kemasan, bisanya memiliki berat kurang lebih 13 kg.

Ia menjelaskan pada awal kerja sama tahun 2021, kelompok tani yang terlibat baru enam kelompok. Jumlahnya terus berkembang hingga 2023 menjadi sembilan kelompok tersebar di Kecamatan Selorejo dan Doko, serta Desa Ampelgading dan Kalimanis.

Program pengembangan kawasan pisang itu dimulai dengan luasan 50 hektare yang meliputi  tiga kecamatan, lalu bertambah 50 hektare di dua kecamatan baru. Kelompok tani juga mendapat bantuan satu unit rumah pengemasan dan satu kendaraan roda tiga

“Saat ini luasan kebun pisang anggota koperasi yang sudah melakukan kerja sama adalah 10,37 hektare untuk pisang cavendish. Sementara untuk pisang mas kirana mencapai luasan 29,56 hektare,” ujar Istanto.

Baca juga: Wamentan ungkap langkah dalam meningkatkan produksi gula
Baca juga: Wamen Pertanian inginkan lada Babel kembali berkembang
Baca juga: Wamentan: Program JUT tingkatan pertumbuhan ekonomi daerah

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023