Manokwari (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvik Hasnul Qolby meninjau pasokan komoditas pangan di Pasar Wosi Kabupaten Manokwari, Papua Barat, pada Sabtu.

Peninjauan pasar dilakukan bersama Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere, Bupati Manokwari Hermus Indou beserta sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah setempat.

Wamentan mengatakan bahwa pasokan harus tetap tersedia guna menjawab permintaan masyarakat terutama menjelang hari besar keagamaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Ketersediaan bahan pokok sangat memengaruhi harga yang terkendali dan mudah dijangkau oleh masyarakat di Manokwari dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Pemerintah daerah harus mengontrol ketersediaan pasokan supaya disparitas harga bapok tidak melambung tinggi," kata Harvik Hasnul.

Ia kemudian menyarankan agar pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten berkolaborasi mengadakan operasi pasar murah demi menjaga daya beli masyarakat.

Daya beli masyarakat merupakan faktor penting dalam menjaga perekonomian nasional dan daerah dari risiko stagflasi akibat ketidakpastian perekonomian global.

"Fluktuasi harga bahan pokok jelang hari besar itu memang sering terjadi, tetapi harus kontrol supaya tidak signifikan," jelas Harvik Hasnul.

Menurut Wamentan stok sejumlah bahan pokok di pasaran seperti cabai, beras, tomat, sayuran, dan lainnya masih mampu mengimbangi permintaan konsumen.

Meski demikian, rantai distribusi perlu diperhatikan agar tidak mengalami kekurangan terutama bahan pokok yang dikirim dari luar Papua Barat.

"Misalnya cabai lokal Manokwari itu bagus, harga eceran juga relatif stabil. Kalau belum swasembada, jangan kirim ke luar dulu," ujar Wamentan Harvik.

Kementan, kata dia, mengupayakan pembangunan pabrik pakan ternak di Manokwari dapat direalisasikan sehingga berdampak positif terhadap kestabilan harga daging ayam, sapi dan lainnya.

Kebutuhan daging ayam sampai saat ini masih ditopang oleh pengiriman dari luar karena produktivitas ayam pedaging belum mampu menjawab tingginya permintaan.

"Permasalahan di Manokwari adalah populasi sapi berkurang karena sering kirim ke Sorong, tapi pedagang komitmen jual dengan harga yang sama," jelas dia.

Ia mengatakan bahwa Kementan akan menginisiasi program kemitraan dengan kelompok peternak supaya populasi sapi di Manokwari mengalami peningkatan.

Program kerja sama kemitraan dinilai lebih efektif, namun pemerintah daerah terlebih dahulu menginventarisasi kelompok peternak sapi supaya penyaluran bantuan tepat sasaran.

"Di samping bisa menekan harga, tentunya memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat peternak," ucap Wamentan.

Baca juga: Wamentan minta Polbangtan Manokwari cetak petani milenial

Baca juga: Kementan optimalkan lahan kelapa sawit genjot produksi jagung

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023