Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog tahun ini siap melakukan pengadaan beras dari dalam negeri secara komersial, dengan membeli gabah petani di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Direktur Utama Perum Bulog, Mustafa Abubakar, di Jakarta, Kamis, mengatakan pembelian beras dengan harga di atas HPP tersebut untuk kualitas di atas beras untuk rakyat miskin (raskin). "Bulog akan membeli pada kualitas di atas raskin dengan harga di luar HPP. Itu jalur komersial," katanya. Lebih lanjut Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Perum Bulog, Mohammad Ismet menjelaskan pembelian beras melalui jalur komersial merupakan salah satu langkah Bulog melakukan pengadaan dalam negeri sebanyak-banyaknya. Menurut dia, karena pengadaan dilakukan secara komersial, maka beras tersebut tidak akan digunakan untuk pelayanan publik (PSO), namun akan dimanfaatkan untuk tujuan komersial juga. "Jadi beras dari pengadaan secara komersial ini nantinya bisa dijual ke mana saja, baik ke swasta maupun pemerintah," katanya. Dengan melakukan pengadaan beras secara komersial, selain yang sudah dilakukan dengan HPP selama ini, diharapkan mampu meningkatkan stok beras yang dimiliki Bulog. Ismet mengatakan, jika stok beras yang dimiliki Bulog besar, maka lembaga tersebut bisa menjadi "market leader" serta mampu menguasai pembentukan harga di pasar. Menyinggung volume gabah petani yang akan dibeli Bulog melalui jalur komersial, dia menyatakan tidak terbatas, semakin besar yang bisa diserap semakin bagus. "Untuk itu setiap Divre maupun Subdivre bisa mengajukan proposal pengadaan beras secara komersial,, asalkan `profitable` atau menguntungkan," katanya. Mengenai harga beli yang akan ditetapkan Bulog untuk pengadaan beras secara komersial, Ismet menyatakan pihaknya masih melakukan perhitungan harga beli maupun jual yang layak. Meskipun bisa melakukan pengadaan beras untuk komersial, katanya, pengadaan untuk pelayanan publik atau PSO seperti program raskin dan stabilisasi harga tetap diutamakan serta lebih banyak. "Pengadaan melalui jalur komersial ini bukan yang utama namun hanya untuk membantu," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008