Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyatakan prihatin nama mendiang Presiden RI pertama Soekarno tidak lagi menjadi simbol pegunungan tertinggi di Papua dan nama pegunungan itu menjadi Puncak Jaya Wijaya. "Kalau saya `ngomong` begini nanti ada yang bilang `ah itu `kan karena Bapakmu`. Bukan, bukan soal itu, tetapi ini soal penghargaan bangsa ini kepada pemimpinnya," katanya dalam Perayaan Natal PDI Perjuangan sekaligus Perayaan HUT ke-36 PDI Perjuangan di Lapangan Tenis Indoor Bumi Wiyata Depok, Jawa Barat, Sabtu malam. Megawawati mengemukakan, nama pegunung tertinggi di Pulau Papua semula adalah Soekarno. Tetapi pemerintah masa lalu kemudian menggantinya dengan Puncak Jaya Wijaya. Penghapusan itu sebagai bentuk tau sikap yang tidak menghargai pemimpin nasional. Padahal, di negara lain, penghargaan kepada pemimpin nasional yang telah berjasa begitu besar. Megawati menceritakan, saat berkunjung ke China beberapa waktu lalu, masyarakat China akan sangat bangga dengan Ketua Mao hingga sampai saat ini hanya memasang foto Ketua mao, bukan foto pemimpin lainnya. Begitu juga di India, masyarakatnya akan sangat bangga dengan hanya memasang foto Nehru dan Mahatma Gandhi. Dalam Perayaan HUT dan Natal PDI Perjuangan yang juga dihadiri para pengurus DPP PDIP Perjuangan termasuk Sekjen Pramono Anung dan Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait, Megawati mengemukakan, saat ini mulai muncul keberanian di masyarakat untuk kembali menyebut nama Soekarno. Masyarakat sudah tidak segan membicarakan Soekarno. "Tidak seperti masa lampau, untuk menyebut nama Soekarno saja seperti tenggorokannya tersendat sehingga tidak ada bunyinya," katanya. Kecenderungan di masyarakat itu merupakan bentuk perhatian kepada pemimpin bangsanya. Mega mengemukakan, semestinya Bung Karno ditempatkan seperti diakui dunia sebagai orang yang sangat berjasa kepada bangsa dan negaranya. Bukan orang yang justru namanya dipojokkan, misalnya, dengan menyebut Bung Karno terlibat komunis. "Bagaimana mungkin seperti itu karena Bung Karno adalah Proklamator dan menyandang gelar kepahlawanan, juga memperoleh gelar kehormatan dari NU yang sampai sekarang gelar-gelar dan tanda kehormatan itu tidak pernah dicabut," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009