Beijing (ANTARA News) - China akan "segera" membuka kembali wilayah Tibet yang bergunung itu bagi para wisatawan asing dan kuil-kuil juga akan memulai kembali kegiatan-kegiatan keagamaan, kata media pemerintah, Sabtu segera sesudah protes-protes pro kemerdekaan bulan lalu. "Biro pariwisata Tibet sedang berusaha keras untuk mempersiapkan pembukaan kembali semua lokasi turis," kata suratkabar resmi China Daily mengutip sebuah pernyataan pemerintah, kendatipun tidak memberikan tanggal pasti. Media China melaporkan wilayah itu akan dibuka kembali untuk wisatawan asing mulai 1 Mei, walaupun para pejabat tidak mengkonfirmasikan ini dan satu kelompok hak asasi manusia yang berpusat di AS mengatakan Beijing tidak berencana akan mengizinkan para wisatawan asing sampai setelah negara itu menyelesaikan kegiatan Olimpiade. Turisme adalah satu sumber penting pendapatan untuk wilayah yang miskin itu, di mana empat juta turis tahun lalu mengunjungi kuil-kuil bersejarah, menikmati kebudayaan Tibet dan melihat pemandangan alam yang menakjubkan. Semua warga asing mengunjungi Tibet memerlukan izin-izin khusus. Kantor berita Xinhua menambahkan bahwa kuil-kuil di Lhasa yang terkena dampak kerusuhan juga akan segera memulai kembali kegiatan keagamaan mereka. Xinhua yang mengutip pernyataan pejabat Tibet Tubdain Cewang yang mengatakan kuil-kuil Lhasa telah diperbaiki setelah kerusuhan itu, dengan kegiatan-kegiatan keagamaan kembali dilakukan, dan akan dibuka kembali untuk para wisatawan dalam waktu dekat". Biara Drepung "akan segera melakukan kegiatan-kegiatan termasuk pelayanan dan debat mengenai ajaran Buddha lima kali setiap bulan, seperti sebelum kerusuhan 14 Maret melanda kota itu", kata Xinhua mengutip direktur administrasi kuil itu Ngawang Dongjue. Laporan itu tidak menyebutkan satu tanggal. Beijing menuduh Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet di pengasingan itu otak kerusuhan itu sebagai bagian dari satu usaha bagi kemerdekaan dan dengan satu tujuan untuk mengganggu Olimpiade Beijing. Dalai Lama menolak tuduhan-tuduhan itu dan mengatakan ia tidak mengusahakan kemerdekaan bagi Tibet. China tetap mengecam secara lisan terhadap Dalai Lama, Sabtu, menyalahkan dia dalam edisi luar negeri suratkabar Partai Komunis, People`s Daily karena berusaha menggunakan masalah hak asasi manusia untuk mempercepat agendanya, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008