London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak merosot ke 63 dolar AS pada Rabu waktu setempat, karena para pedagang mencerna sebuah kejutan kenaikan stok minyak mentah di Amerika Serikat, yang merupakan negara konsumen energi terbesar dunia.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman September, turun tajam 3,93 dolar AS per barel menjadi 63,30 dolar AS, setelah sebelumnya menyentuh posisi terendah 63,04 dolar AS.

Minyak mentah Brent North Sea, London, untuk pengiriman September merosot tajam 3,24 dolar AS menjadi 66,64 dolar AS per barel, setelah sebelumnya sempat mencapai 66,40 dolar AS.

Departemen Energi pemerintah AS (DoE), Rabu mengatakan, bahwa stok minyak mentah Amerika melonjak 5,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 24 Juli, membalikkan tujuh pekan berturut-turut turun.

Itu mempermalukan ekspektasi pasar untuk turun 1,2 juta barel, menurut jajak pendapat para analis oleh by Dow Jones Newswires, dan menunjukkan bahwa permintaan minyak mentah yang lemah di Amerika Serikat yang dilanda resesi terburuk.

DoE menambahkan persediaan bensin turun 2,3 juta barel, yang jauh lebih besar dari perkiraan turun 100.000 barel.

Harga juga terseret turun oleh data resmi yang menunjukkan bahwa pesanan baru untuk barang-barang tahan lama manufaktur AS jatuh 2,5 persen pada bulan Juni setelah dua bulan meningkat, di tengah melemahnya belanja pertahanan dan pesawat terbang.

Pesanan turun 4,1 miliar dolar AS dari Mei menjadi 158,6 miliar dolar AS, Departemen Perdagangan melaporkan.

Kemerosotan itu lebih tajam dibandingkan dengan perkiraan penurunan 0,6 persen dan mengikuti kenaikan 1,3 persen dalam pesanan pada bulan Mei dan naik 1,4 persen pada April.

Pasar minyak juga diperlemah oleh jatuhnya pasar saham China, kata para analis. China adalah konsumen energi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Pasar saham China jatuh 5,00 persen pada Rabu, karena para investor mengumpulkan keuntungan di seluruh pasar setelah kenaikan baru-baru ini, dengan pengembang properti memimpin penurunan, kata dealer.

"Minyak mentah berjangka merosot setelah pasar saham China turun tajam," kata analis Sucden, Nimit Khamar.

"Penurunan terbesar dalam delapan bulan melemahkan nafsu terhadap risiko dan menyulut kekhawatiran berlanjutnya pasar di tingkat saat ini, khususnya pasar minyak."

Harga minyak telah jatuh pada Selasa setelah sebuah laporan Conference Board menunjukkan bahwa keyakinan konsumen AS jatuh untuk kedua bulan berturut-turut pada Juli di tengah kekhawatiran tentang pasar kerja.

Perusahaan riset bisnis itu mengatakan, indeks keyakinan jatuh menjadi 46,6 dari 49,3 pada Juni, setelah mencapai puncak tertinggi 54,8 pada Mei. Angka Juli itu lebih lemah dari ekspektasi para analis 49,0.

"Jangan pernah meremehkan sentimen konsumen dari AS," kata analis Tamas Varga pada PVM Oil Associates.

"Terdapat lebih dari 300 juta dari mereka dan mereka adalah yang paling makmur di dunia."(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009