Lebak (ANTARA News) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak, Banten, dan swadaya masyarakat melakukan berbagai kegiatan reboisasi di areal hutan rakyat, daerah aliran sungai (DAS) dan sumber tangkapan mata air seluas 1.000 hektare.

"Kegiatan penghijauan ini merupakan gerakan pelestarian lingkungan hutan dan alam," kata Kepala Bidang Kehutanan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Kabupaten Lebak, Asep Mauladi, Kamis.

Ia mengatakan saat ini tingkat kerusakan hutan rakyat, daerah aliran sungai dan sumber mata air perlu direboisasi untuk pelestarian alam.

Penghijauan tersebut, dengan menanam beraneka jenis pohon seperti mahoni, lame, sukun, trembesi, petai, jambu, bambu, manglid, albasia dan pohon lainnya.

Sejauh ini, kata dia, Pemkab Lebak dan swadaya masyarakat baru mampu melaksanakan reboisasi penghijauan seluas 1.000 hektare, karena keterbatasan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Apalagi, tahun ini Dishutbun Lebak tidak mendapat bantuan program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GRHL) dari pemerintah pusat.

Dia menjelaskan seluas 1.000 hektare saat ini yang menjadi sasaran rehabilitasi penghijauan dilakukan pemerintah daerah dan swadaya masyarakat dengan sebanyak 15 kegiatan.

Ke-15 kegiatan tersebut, di antaranya Hari Bakti Rimbawan, Penghijauan Lingkungan, Rehabilitasi Sempadan Sungai, Hari Lingkungan Hidup, Penanaman Turus Jalan dan Penghijauan Lingkungan, Rehabilitasi Sumber Mata Air dan lainya.

"Dengan penghijauan ini tentu dapat mengantisipasi kerusakan hutan dan lahan," katanya.

Penghijauan reboisasi hutan ini, lanjut dia, diberikan kepada kelompok petani secara gratis tersebar di 28 kecamatan.

Sementara itu, Kelompok Tani Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Aliudin, mengaku pihaknya merasa terbantu dengan adanya bantuan tanaman keras seperti bibit mahoni, albasia dan sukun.

Bantuan tersebut diberikan oleh Dishutbun Kabupaten Lebak untuk ditanam di hutan milik rakyat dan sumber mata air.

"Saya kira bantuan tanaman ini, selain mencegah kerusakan hutan juga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009