Jepara (ANTARA News) - Keluarga Munfiatun tak tertarik membicarakan berita kematian gembong teroris Noordin M Top dalam penggerebekan yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI di Kampung Kepuhsari, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/9).

"Saya tak mau berkomentar lagi soal kematian Noordin. `No comment`," tegas kakak Munfiatun, Rismawati, ketika ditemui di kediamannya di Desa Pecangaan, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Kamis petang.

Upaya beberapa wartawan menemui Munfiatun yang merupakan mantan isteri Noordin, juga gagal karena pihak keluarga hanya mewakilkannya kepada Rismawati, yang secara tegas menolak berkomentar dan tak ingin keluarganya dikait-kaitkan lagi dengan Noordin M Top.

Pernyataan senada pernah diungkapkan oleh Munfiatun yang sebelumnya mengatakan, kehidupan keluarganya tidak ingin diusik dan dihubung-hubungkan dengan mantan suaminya, Noordin M Top, atau aksi terorismenya selama ini.

Munfiatun atau Fitri, lulusan Unibraw Malang ini lebih menikmati kehidupan di rumah ibunya dengan berprofesi sebagai guru mengaji dan guru les privat tentang mata pelajaran sempoa, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan Kimia bagi anak SD, SMP, dan SMA yang berjumlah sekitar 10 orang.

Setiap sore hari, dia biasa berkumpul dengan anak-anak didiknya, sehingga hampir setiap hari penuh dengan jadwal mengajar anak-anak di rumahnya.

Munfiatun menjalin pernikahan siri dengan Noordin M Top pada 22 Juni 2004 di Surabaya.

Namun, beberapa saat setelah melangsungkan akad nikah, Munfiatun tidak pernah lagi menghubungi suaminya karena kehilangan kontak dengan Noordin.

Bahkan, dia mengaku, lupa dengan bentuk dan wajah suaminya, karena bertahun-tahun tidak pernah bertemu.

Sebelumnya, Munfiatin pernah menjalani hukuman penjara selama tiga tahun atas tuduhan menyembunyikan pelaku pengeboman di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wanita Sukun, Malang.

Setelah dibebaskan pada 2007 lalu, dia kembali ke rumah orang tuanya di Desa Pecangaan, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara.

Demikian pula orang tua Munfiatun, Harozum menegaskan, bahwa anaknya sudah tidak ada hubungan lagi dengan Noordin M. Top.

"Selama ini, Munfiatun jarang sekali terlihat dan bergaul dengan tetangga. Dia cenderung menutup diri dengan orang-orang di sekitarnya," ujar Sundari, salah seorang warga tetangga Munfiatun.

Zaul Haq, salah seorang murid Munfiatun mengaku, tidak melihat ada sesuatu yang berbeda dengan sikap guru privatnya itu setelah ada pemberitaan tentang Noordin ataupun jaringan teroris lainnya.

"Namun, sikapnya setelah ada pemberitaan soal kematian Noordin saya tidak mengetahuinya, karena kegiatan les libur sejak lama," ujar pelajar yang masih duduk di SD.

Ia mengaku, guru privatnya itu sangat baik terhadap para murid. "Hanya saja, dia jarang bergaul dengan masyarakat sekitar," ujarnya.

Menanggapi sikap Munfiatun yang tertutup, Ketua RT 02 RW 07 Desa Pecangaan Munawir Maksum mengatakan, dapat memahami kondisinya yang pernah memiliki suami salah seorang gembong teroris.

"Tetapi, masyarakat tetap menerima dia, meskipun jarang keluar rumah untuk bergaul dengan warga sekitar," ujarnya.

Ia berharap, dia segera mendapatkan jodoh, sehingga terjadi perubahan sikap dalam kehidupan sehari-harinya. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009