Boyolali (ANTARA News) - Produksi pangan di Jawa Tengah pada 2009 mengalami surplus sebanyak 2,5 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau sekitar 1,581 juta ton setara beras dari total seluruhnya sembilan juta ton.

Peningkatan produksi beras tersebut karena hasil panen di sejumlah daerah lumbung = lumbung padi di Jawa Tengah juga meningkat, kata Kepala Bidang Distribusi Badan Ketanahan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Sri Sularsih, di sela-sela acara "Hajat Tani 2010" di Desa Tanjungsari, Banyudono, Boyolali, Sabtu.

Menurut Sri Sularsih, daerah lumbung padi di Jateng yang mendongkrak produksi pangans di antaranya, Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Blora, Demak, Pati, dan Jepara.

"Tujuh daerah kabupaten itu mendongkrak produksi pangan di Jateng sekaligus surplus beras," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Provinsi Jateng memiliki andil dan kontribusi yang cukup besar bagi produksi beras secara Nasional yaitu sekitar 17 persen.

Kendati demikian, pihaknya berharapkan kepada masyarakat pada saat panen raya yang diperkirakan pada bulan Maret- April ini untuk menyimpan hasil panen di lumbung - lumbung pangan.

Hal itu, lanjut dia, sebagai langkah antisipasi agar pada saat musim kemarau di mana hasil panen mengalami penurunan, mereka dapat memanfaatkan simpanan beras yang ada di lumbung lumbung tersebut.

Meskipun, Jateng mengalami surplus, menurut dia, masyarakat diharapkan tidak tergantung dengan satu jenis komoditas beras saja.

Namun, masyarakat dapat memanfaatkan bahan makanan pokok lainya seperti ketela, Jagung, kembili, dan komoditas sayuran.

Menurut dia, makanan komoditas tersebut memiliki kandungan gizi yang tidah kalah dengan komoditas beras sebagai makan pokok.

"Kandungan gizi makanan itu tidak kalah dengan beras. Terbukti masyarakat Brazil makanan pokoknya cuma jagung dapat meraih prestasi juara dunia sepak bola," katanya.

Ia menjelaskan, lahan pertanian kini lambat laun semakin berkurang akibat meluasnya pemukiman penduduk dan industri yang semakin berkembang.

Hal tersebut, kata dia, akan mempengaruhi menurunnya produksi beras baik di daerah maupun secara Nasional.

Oleh karena itu, lanjut dia, dengan adanya upaya diversifikasi makanan masyarakat Indonesia tidak hanya bergantung pada satu jenis komoditas beras saja.

"Tapi, masyarakat dapat mengkonsumsi makanan pokok lainnya," katanya.

Menurut dia, pemerintah kini sedang menggalakan dan sosialisasi baik dari tingkat pusat hingga daerah sehingga bahan pangan non beras misal jagung, ubi-ubian, dan sayuran tersosialisasikan ke masyarakat. (BDM/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010