Klaten (ANTARA News) - Para pengungsi akibat ancaman letusan Gunung Merapi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mulai meninggalkan lokasi pengungsian yang tersebar di beberapa titik karena para warga merasakan adanya penurunan aktivitas dari gunung tersebut.

Koordinator Posko Pengungsian Klaten, Joko Rukminto, Jumat, mengatakan para pengungsi yang memutuskan kembali ke rumah merupakan warga di luar kawasan rawan bencana yang dipetakan oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni pada radius 20 kilometer dari puncak Merapi serta 300 meter dari sungai yang dialiri lahar Merapi.

"Berdasarkan laporan yang kami terima, warga yang meninggalkan pengungsian berjumlah sekitar 8.000 orang yang menempati Markas Komando Pendidikan Latihan Tempur, Kecamatan Klaten Selatan, dan sejumlah lokasi lainnya," katanya.

Pemulangan warga ke rumah asal mereka tersebut, lanjutnya, difasilitasi pemerintah kabupaten setempat dengan armada truk yang disediakan untuk para pengungsi.

Sebelumnya, kata dia, para warga yang bertempat tinggal di luar zona aman tersebut mulai melakukan eksodus ke kawasan Kota Klaten karena merasa ketakutan dengan peningkatan aktivitas Gunung Merapi pada malam atau dini hari.

"Gemuruh dari perut Merapi membuat mereka ketakutan dan ikut mengungsi," kata Joko.

Dengan demikian, lanjutnya, jumlah pengungsi mulai mengalami penurunan dari Kamis (11/11) lalu dari 113.293 menjadi 104.520 orang.

Ledakan jumlah pengungsi di Klaten, jelas dia, terjadi sejak Jumat (5/10) dini hari lalu saat terjadi erupsi besar Merapi yang memperluas zona aman dari bencana.

Hingga Jumat malam, para pengungsi akibat ancaman erupsi Merapi tersebut masih tersebar di 24 kecamatan dan delapan titik posko pengungsian di Klaten.

"Kami memprediksi penurunan jumlah ini akan terus terjadi karena aktivitas Gunung Merapi mulai mereda meskipun status gunung masih awas hingga saat ini," kata Joko. (*)
(ANT-202/Y006/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010