Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika DIY terus memantau pergerakan badai siklon tropis Abele di Samudra Hindia karena diperkirakan akan mempengaruhi kondisi cuaca di provinsi tersebut.

"Pada Kamis pagi, kami menangkap adanya badai tropis ini dan pergerakannya terus kami pantau," kata Staf Data dan Informai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY Annur Fajar Astuti di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, badai tersebut terpantau pada posisi 15,3 derajat lintang selatan (LS) dan 85,9 derajat bujur timur (BT) dengan kecepatan mencapai 40 knot.

Ia mengatakan, DIY tidak akan terkena dampak langsung dari badai tersebut, namun apabila badai tersebut mengarah ke tenggara, maka DIY akan terkena dampak dari ekor badai tropis itu.

Meskipun hanya terkena dampak dari ekornya, Annur mengatakan, wilayah DIY akan mengalami perubahan cuaca, karena badai tersebut akan diikuti dengan pembentukan awan dan tiupan angin yang kencang.

Kumpulan awan yang cukup banyak tersebut, lanjut dia, meningkatkan potensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

"Jika hujan tersebut terjadi di Gunung Merapi, maka harus terus diwaspadai karena bisa menimbulkan banjir lahar dingin," katanya.

Selain itu, BMKG juga memprediksi dalam tiga hari ke depan wilayah DIY diguyur hujan secara merata dengan intensitas lima hingga 20 milimeter (mm) per jam.

Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) dalam laporannya tentang aktivitas Gunung Merapi tetap meminta masyarakat untuk tidak beraktivitas di sekitar alur sungai karena masih adanya ancaman awan panas dan lahar dingin, terlebih status gunung masih pada level tertinggi yaitu "awas".

Endapan lahar telah teramati di semua sungai berhulu di Gunung Merapi dan telah terjadi banjir lahar di sejumlah sungai seperti Kali Apu, Kali Trising, Kali Senowo, Kali Pabelan, Kali Putih, Kali Gendol dan Kali Woro setelah hujan dengan intensitas sedang, 25mm per jam terjadi pada pukul 12.00-14.30 WIB di gunung tersebut.

Sementara itu, aktivitas kegempaan Gunung Merapi hingga pukul 18.00 WIB tercatat terjadi kenaikan aktivitas dibanding Rabu (1/12), khususnya gempa vulkanik, multiphase, low frequency, guguran dan juga tektonik.

Pada Rabu (1/12), tidak tercatat adanya gempa vulkanik, low frequency, dan tektonik, namun pada Kamis telah terjadi satu kali gempa vulkanik, satu kali low frequency, dan dua kali tektonik.

Gempa multiphase tercatat 33 kali atau lebih banyak dibanding hari sebelumnya sebanyak 28 kali, begitu pula dengan guguran menjadi 37 kali dari 22 kali.

Petugas pengamatan Gunung Merapi di Kaliurang juga melaporkan adanya guguran lava yang mengarah ke Kali Gendol dengan jarak luncur sekitar satu kilometer sekitar pukul 07.00 WIB. (E013/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010