Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengatakan, dengan meninggalnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Indonesia kehilangan salah satu tokoh terbaiknya yang dikenal memiliki karakter kuat.

"Dengan wafatnya Gus Dur, bangsa ini kehilangan tokoh demokrasi dan humanisme yang berani serta mau mengambil risiko atas keberaniannya," kata Hasyim di Jakarta, Rabu.

Gus Dur, Presiden RI ke-4, mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Rabu malam sekitar pukul 18.40 WIB dalam usia 69 tahun.

Mantan ketua umum PBNU tiga periode itu memang menderita sejumlah penyakit, antara lain jantung dan ginjal, serta beberapa kali terkena serangan stroke.

Menurut Hasyim, di kalangan NU dalam dekade akhir ini belum ada tokoh sekelas Gus Dur, putera tokoh nasional KH Wahid Hasyim sekaligus cucu pendiri NU Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari.

"Beliau telah membawa NU keluar dari eksklusifisme ke wawasan nasional dan internasional," kata Hasyim yang memimpin NU setelah periode kepemimpinan Gus Dur tersebut.

Hasyim berharap seluruh warga NU di Indonesia dan di luar negeri menyampaikan doa tahlil selama tujuh hari atas meninggalnya Gus Dur.

"Memaafkan segala kesalahan beliau dalam kaitan haqqun adami (hak sesama manusia) dan semoga Allah menganugerahi husnul khotimah," pungkasnya. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009