Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan bahwa adiksi pornografi dapat mengancam kestabilan tumbuh kembang anak dan generasi muda Indonesia.

"Adiksi pornografi bisa mengancam kestabilan tumbuh kembang generasi penerus bangsa yang berarti mengancam estafet kepemimpinan bangsa," kata Linda Amalia Sari Gumelar pada acara Seminar Eksekutif dan Pelatihan Penanggulangan Adiksi Pornografi di Jakarta, Senin.

Linda menjelaskan, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi pada satu sisi telah berdampak positif bagi kehidupan masyarakat, namun di sisi lain telah membawa dampak negatif pada tumbuh kembang otak anak.

Salah satu contoh teknologi informasi yang berdampak negatif adalah mudahnya mengakses pornografi melalui jaringan internet oleh anak-anak generasi penerus bangsa.

Hal itu dikhawatirkan akan mengakibatkan suatu adiksi pada anak apabila dilakukan secara terus menerus.

"Keadaan ini akan berlanjut dan berdampak pada prestasi akademis yang rendah, kurangnya kepercayaan diri, kematangan sosio-emosional yang rendah, tidak mampu mandiri dan perilaku mental yang menyimpang.

Dia mengakui pada saat ini Indonesia belum memiliki tenaga-enaga ahli terapi untuk menangani adiksi pornografi.

Karena itu, menurutnya penyelenggaraan seminar dan pelatihan penanggulangan adiksi pornografi diharapkan dapat menghasilkan para terapis yang mampu mengatasi adiksi pornografi di Indonesia.

Dia juga mengatakan, pemerintah pada masa yang akan mendatang akan menindaklanjuti persoalan adiksi pornografi dan mencarikan langkah antisipasi dan penanggulangannya.

"Ini merupakan isu baru dan merupakan isu internasional, karena itu Pemerintah Indonesia akan segara menindaklanjuti permasalahan ini," katanya.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Kesehatan bidang Mediko Legal Dr Faiq Bahfen menjelaskan adiksi pornografi adalah perilaku berulang untuk melihat hal-hal yang merangsang nafsu seksual, adpat merusak kesehatan otak dan kehidupan seseorang dan mereka tidak sanggup menghentikannya.

"Diawali dengan produksi berlebihan zat penghantar saraf atau dopamin yang menyebabkan ketagihan dan suatu ketika otak tempat produksi zat tersebut akan mengecil," katanya.

Sementara itu, dalam acara seminar tersebut hadir pakar adiksi pornografi dari Amerika Serikat, Dr Mark Katleman dan Randall F Hyde serta pakar psikologi Islami Profesor Dr Malik B Badri.

(W004/B013/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010