Denpasar (ANTARA News) - Jajaran Polda Bali menggagalkan upaya penyelundupan puluhan imigran gelap asal Timur Tengah ke Australia yang masuk lewat perairan Madura dan Pulau Dewata.

"Ada sejumlah 52 orang imigran asal Timur Tengah kami amankan di Perairan Kubu, Kabupaten Karangasem, Sabtu (20/2) malam," kata Direktur Pol Air Polda Bali AKBP Agus Doeta Supranggono dihubungi dari Denpasar, Minggu.

Petugas Pol Air Pos Kubu, yang melakukan patroli rutin sekitar pukul 18.30 Wita melihat ada kapal motor yang biasa mengangkut kayu terlihat mencurigakan.

"Kapal motor tersebut ternyata juga membawa muatan orang, sehingga segera kami lakukan pemeriksaan," ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui puluhan orang tersebut tidak mengantongi identitas atau dokumen sah apapun, sehingga polisi langsung mengamankannya untuk penanganan lebih lanjut.

Para penumpang gelap itu berangkat dari pelabuhan di Sumenep, Madura, menggunakan KM Bunga yang bermuatan kayu dan dinahkodai oleh Adi (22) asal Lombok Timur, NTB.

Usai menjalani pemeriksaan, malam itu juga sekitar pukul 20.00 Wita, seluruh penumpang gelap tersebut dievakuasi dan dibawa ke Denpasar.

Saat ini, imigran gelap itu masih dalam pemeriksaan intensif tim Satgasda People Sumggling Polda Bali, dan seluruhnya kondisinya sejauh ini dalam keadaan sehat.

Agus menjelaskan, dalam kasus penanganan kasus ini sinergis, yakni usai penangkapan mereka lalu diserahkan ke Satgasusda Polda Bali.

Selain itu, karena mereka sebenarnya merupakan korban konflik di negaranya dan bukan melakukan tindak pidana, sehingga penanganan yang dilakukan sangat hati-hati.

Dari pendataan yang dilakukan, 52 imigran itu terdiri 50 orang asal Afghanistan dan dua lainnya asal Iran. "Dua orang di antaranya wanita, selain ada yang masih balita," katanya.

Layaknya imigran, mereka meninggalkan negaranya untuk pergi ke negeri tujuan dalam hal ini Australia, guna mencari suaka dan bekerja di negara tersebut.

Agus menambahkan, kasus penyelundupan imigran tersebut menjadi salah satu program revitalisasi Polri karena kasusnya termasuk menonjol, meski Bali bukan menjadi daerah tujuan namun sekadar transit.(*)

(T.T007/M026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011