Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Demokrat Muhammad Jafar Hafsah mengatakan, aksi bom bunuh diri di Masjid Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, Jumat siang, merupakan pesan nyata pelaku teror kepada negara dan pemerintah.

"Tentunya ini mesti di respon secara proaktif terutama perbaikan kinerja intelejen dan aparat keamanan untuk lebih profesional dalam menjalankan tugas-tugasnya," kata Jafar, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, aksi tersebut ini bukan hanya sekedar cerminan lemahnya kinerja aparat keamanan dan intelejen tapi juga menjatuhkan citra polisi.

"Ini sangat memalukan, kejadian ini terjadi di markas mereka (Polri)," kata dia.

Ia meminta pemerintah dan seluruh aparat harus menindak tegas terhadap segala tindakan  teror.

"Hal seperti ini tidak bisa di tolerir, dan  kita sangat mengutuk keras perbuatan tercela seperti ini tindakan kekerasan seperti ini mencerminkan rendahnya budi pekerti, martabat, dan kebuntuan intelektual serta kemiskinan metodologi," kata Jafar.

Yang pasti, aksi tersebut sangat tidak manusiawi dan pemerintah harus tegas, sistematis dan komperhensif menangani tindakan terorisme seperti ini.

Sementara itu, anggota DPR RI dari daerah pemilihan Cirebon, Herman Khaeron menyesalkan aksi tersebut karena yang menjadi korban ada umat Islam juga.

"Saya turut prihatin dan mengutuk keras terjadinya bom bunuh diri di masjid Mapolresta Cirebon. Yang menjadi korban adalah saudara muslim kita yang sedang menjalankan ibadah. Mari kita hentikan cara-cara kekerasan dan melukai sesama umat," kata Herman.

Kejadian tersebut, kata Ketua Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu, bisa meningkatkan status Mapolresta menjadi Mapoltabes Cirebon.

"Saya mengharapkan kepada Kapolri untuk meningkatkan kelas Mapolresta Cirebon menjadi Mapoltabes karena Cirebon merupakan kota penyangga di utara Jawa dan memiliki peran strategis dalam menjaga keamaan masyarakat," kata Herman.(*)
(Zul/R009)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011