Sekretaris Jenderal ISTAF, Datuk Abdul Halim Bin Kader, di Palembang, Senin, mengatakan penyelenggaraan pertandingan sepak takraw SEA Games XXVI di Sriwijaya Promotion Centre Palembang, Sumsel, dinilai terbaik sepanjang perlaksanaan pertandingan cabang olahraga tingkat dunia.
"Saya mewakili Presiden ISTAF langsung memberikan penghargaan kepada Bapak Gubernur, di ruang kerja beliau di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Senin pagi," kata dia.
Menurut dia, Gubernur Sumsel ini patut mendapatkan penghargaan karena berhasil menyiapkan fasilitas cabang olahraga sepak takraw yang luar biasa, dan baru bisa ditemukan di arena SEA Games XXVI di Palembang.
Selama ini, penyelenggaraan sepak takraw sebagian besar dilaksanakan di arena pertandingan yang berada di ruang terbuka, tidak seperti di Palembang dalam gedung yang sangat representatif dan peralatan yang berstandar internasional, ujar dia.
Ia menyatakan, upaya keras dari pemerintah Indonesia khususnya Gubernur Sumsel untuk menyediakan fasilitas cabang olahraga sepak takraw yang luar biasa itu perlu dihargai.
Penghargaan ini, diharapkan mampu memacu semangat Gubernur Sumsel untuk mendukung sepenuhnya perkembangan cabang olahraga tersebut di Sumsel dan Indonesia, kata dia.
Dia menjelaskan, selain fasilitas sepak takraw yang bagus, Sumsel juga memiliki 30 pendamping dari para mahasiswa Universitas Sriwijaya yang mampu bekerja secara optimal selama pelaksanaan SEA Games XXVI, di arena pertandingan dan luar pertandingan.
Mahasiswa-mahasiswa Unsri itu telah mendedikasikan kemampuan mereka untuk memandu para atlet dan ofisial serta wasit secara baik dengan berbahasa Inggris yang bagus pula, ujar dia.
Pertandingan sepak takraw SEA Games XXVI berlangsung 12-21 November, pada tiga nomor, yaitu regu, tim, dan ganda.
Tim sepak takraw Thailand merajai pertandingan pada SEA Games ini, dan berhasil meraih empat medali emas di nomor beregu dan tim putra/putri, sedangkan Indonesia pada posisi kedua, meraih tiga perak dan dua perunggu. (ANT-037/B014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
