Palembang (ANTARA News) - Di Palembang, menjaring atlet-atlet putri bola voli pantai tidak mudah karena banyak alasan, di antaranya kostum tanding yang minim. Karena itulah maka sosialisasi tentang olahraga luar ruang ini diperlukan secara maksimal.

Ketua Bidang Voli Pantai PBVSI Sumatera Selatan Ibrahim, di Palembang, menyatakan, "Pakaian yang serba minim, memang menjadi kendala bagi kami. Umumnya remaja putri di Kota Palembang, belum berani buka-bukaan seperti itu."

Menurut dia, keengganan itu karena kekurangan pemahaman terhadap olahraga voli pantai. "Jika sudah di lapangan, maka situasinya sangat mendukung karena atlet mengenakan pakaian yang sesuai dengan arena di tepi pantai," kata dia.

Untuk itu, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah SMP dan SMA di Kota Palembang.

"Untuk memancing minat dari pelajar menggeluti voli pantai. Asal tahu saja, olahraga ini sangat menjanjikan secara finansial karena ada belasan sirkuit dengan hadiah puluhan juta pada setiap tahunnya," ujar dia.

"Jika bertanding memang begitu aturan yang berlaku di dunia internasional, sementara jika berlatih tidak masalah. Biasanya atlet akan menggenakan pakaian agak tertutup jika berlatih," kata dia tentang kostum tanding cabang olahraga itu.

Dia tidak menampik, masyarakat Sumsel masih enggan asing dengan cara-cara berpakaian ala atlet voli pantai itu, sehingga pihaknya kesulitan mendapatkan atlet putri. Sementara, untuk atlet putra, justru sebaliknya.

Provinsi Sumatera Selatan, sejauh ini hanya memiliki satu tim putri, dan empat tim putra.

"Kalau putra sama sekali tidak masalah, mereka justru sangat nyaman dengan pakaian yang dikenakan, baju tak berlengan, celana pendek, dan dilengkapi kaca mata. Sehingga, tiap tahun terjadi peningkatan minat terhadap olahraga voli pantai untuk kelompok putra," kata dia.

Selain itu, atlet putra itu umumnya tidak mempermasalahkan teriknya matahari saat bertanding dan berlatih.

"Yang jelas, atlet akan bermandikan cahaya matahari setiap hari. Jadi akan hitam kulitnya. Biasanya, hal ini yang dihindari remaja putri," ujar dia. (ANT-039)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011