Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia membantu dana sebesar 500 juta dolar AS untuk membantu pemerintah Filipina melakukan upaya pemulihan dan rekonstruksi setelah badai tropis Washi atau Sendong menerjang sebagian besar Filipina.

"Dalam bencana alam, biasanya kaum miskin termasuk perempuan dan anak-anak adalah yang paling rentan," kata World Bank Acting Country Director Chiyo Kanda dalam pernyataan simpati tertulis kepada masyarakat Filipina yang diterima Antara News di Jakarta, Senin.

Chiyo Kanda juga mengemukakan harapannya bahwa dana yang diberikan akan memberikan fleksibilitas lebih kepada Pemerintah Filipina untuk membantu pemulihan masyarakat dan berbagai keluarga yang terkena dampak dan membangun ulang infrastruktur vital.

Selain itu, dana tersebut juga diharapkan juga dapat digunakan untuk mengembalikan kembali jasa pelayanan sosial dasar serta kesiapan negara itu dalam menghadapi bencana alam pada waktu mendatang.

Kanda juga telah mengunjungi daerah terdampak pada bulan Desember 2011, termasuk Iligan dan Cagayan de Oro yang mengalami dampak sangat berat akibat badai tersebut.

Dana yang datang dari Pinjaman Kebijakan Pembangunan Manajemen Risiko Bencana dengan "Catastrophe Deferred Drawdown Option (Cat-DDO) itu disetujui untuk diberikan menyusul permintaan Pemerintah Filipina untuk dapat mengakses fasilitas likuiditas 500 juga dolar AS tersebut.

Cat-DDO merupakan salah satu bentuk bantuan yang disediakan Grup Bank Dunia untuk membantu pihak peminjam merencanakan respons yang efisien untuk bencana alam.

Fasilitas likuiditas sebesar 500 juta dolar AS itu adalah yang pertama diberikan Bank Dunia kepada negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik.

Sebelumnya, persetujuan untuk Cat-DDO diberikan Bank Dunia kepada sejumlah negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia, misalnya Kolombia, Kosta Rika, El Salvador, Guatemala, Panama, dan Peru.

Sebagaimana telah diberitakan, badai tropis yang melanda Filipina selama medio pertengahan Desember 2011 dilaporkan telah berdampak kepada 720 ribu warga dan mengakibatkan korban jiwa sekitar 1.260 orang.(M040)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012