Jakarta (ANTARA News) - BUMN pupuk PT Petrokimia Gresik akan membangun pabrik urea dan amoniak baru dengan kapasitas masing-masing sebesar 570 ribu ton dan 850 ribu ton per tahun, setelah mendapat jaminan pasokan gas.

"Komitmen pasokan gas dari ladang Husky-CNNOC di Selat Madura sudah kami peroleh," kata Dirut PT Petrokimia Gresik (Petrogres) Hidayat Nyakman, di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan sejauh ini kesepakatan harga gas sudah hampir tercapai, demikian pula dengan kesanggupan Husky-CNNOC Madura Ltd (HCML) memasok gas sebesar 85 mmscfd sesuai kebutuhan pabrik baru tersebut.

"Husky sudah melakukan pengeboran dan memvalidasi keberadaan gas tersebut. Jadi kami sangat yakin pasokan gas tersedia di sekitar Selat Madura," ujar Hidayat.

Ia mengatakan kontrak pasokan gas tersebut akan dibuat untuk jangka waktu 10 tahun, guna menjamin pasokan bahan baku dalam jangka panjang. Ia berharap Husky tidak mengubah komitmennya memasok gas untuk industri pupuk itu.

"Dalam waktu dekat kami juga akan mengadakan tender pembangunan pabrik baru itu," ujar Hidayat.

Ditambahkan Direktur Teknik dan Pengembangan Petrogres Firdaus Syahrir, bulan depan pihaknya akan melakukan tender pembangunan pabrik tersebut.

"Empat puluh bulan dari tender, diperkirakan pabrik sudah bisa beroperasi. Kemungkinannya pertengahan 2016," ujarnya.

Lebih jauh Hidayat menjelaskan nilai investasi pembangunan pabrik Urea II tersebut tidak jauh beda dengan pabrik baru yang dibangun PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang maupun PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dengan Kaltim V-nya.

"Dengan gambaran kapasitas yang sama dengan Kaltim V dan Pusri 2B, maka investasinya sekitar 560-580 juta dolar AS. Yang berbeda dari pabrik urea II kami hanya produksi amoniaknya lebih banyak," kata Hidayat.

Rencananya, lanjut dia, Petrogres akan menggunakan modal sendiri sekitar 30 persen untuk pembangunan pabrik itu. Sisanya, kata dia, menggunakan pembiayaan dari perbankan nasional baik bank BUMN maupun swasta.
 
Efisiensi

Hidayat juga menjelaskan pembangunan pabrik baru tersebut merupakan upaya Petrogres melakukan efisiensi distribusi dan peningkatan daya saing.

"Selama ini kami mengimpor amoniak sebanyak 400 ribu ton per tahun baik dari dalam negeri cq PKT maupun luar negeri untuk memenuhi kebutuhan produksi pupuk non-urea," ujarnya.

Dengan harga amoniak sekitar 650 dolar AS/ton, maka setiap tahun pihaknya harus menyediakan dana lebih dari 250 juta dolar.

Selain itu, lanjut Hidayat, selama ini untuk memenuhi kebutuhan urea bersubsidi di Jawa Timur, PKT yang letaknya jauh harus mengapalkan sekitar 1,2 juta ton urea.

"Kalau ada pabrik baru ini, maka pasokan pupuk urea dari PKT tidak perlu sebesar itu lagi, yang akan mengurangi biaya transportasi yang mencapai Rp300 miliar setahun," ujarnya.

Oleh karena itulah, kata dia, pembangunan pabrik Urea II di Gresik, Jatim memiliki arti penting untuk efisiensi dan peningkatan daya saing, terutama produk pupuk nonurea yang juga dibutuhkan petani.

Petrogres selain memproduksi urea, juga memproduksi pupuk majemuk NPK Phonska, KCL, SP-36, dan ZA.

(R016)

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013