Pada 2012, jumlah waralaba asing di Indonesia sebanyak 350 waralaba dan saat ini (Maret 2013) sudah mencapai 400 waralaba,"
Surabaya (ANTARA News) - Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) meyakini Indonesia adalah pasar "empuk" bagi sejumlah waralaba asing, kata Ketua AFI, Anang Sukandar.

"Pada 2012, jumlah waralaba asing di Indonesia sebanyak 350 waralaba dan saat ini (Maret 2013) sudah mencapai 400 waralaba," ujarnya saat jumpa pers "Info Franchise and Business Concept 2013", di Surabaya, Jumat.

Tingkat pertumbuhan jumlah waralaba asing, kata dia, dapat mencapai antara 6--7 persen per tahun, dan itu melampaui pertumbuhan waralaba lokal yang hanya 2 persen.

"Pertumbuhan jumlah waralaba lokal juga lebih rendah jika dibanding dengan jumlah pengusaha `business opportunity` (BO) yang sering dianggap masyarakat sebagai waralaba yang pertumbuhannya mencapai 8 persen tiap tahun," ujarnya.

Ia menjelaskan, meningkatnya jumlah "BO" di pasar nasional bisa dilihat dari total peserta yang mengikuti "Info Franchise and Concept Business 2013" di Surabaya.

"Jumlah peserta pameran ada 50 peserta dan 90 persen di antaranya adalah pengusaha `BO`, sementara 10 persen sisanya baru waralaba," ucapnya.

Ia meminta warga supaya berhati-hati dengan kondisi tersebut karena banyak yang kurang memahami perbedaan antara waralaba (franchise) dan "BO".

"Untuk mempermudah masyarakat yang berniat membuka bisnis waralaba, kami ada sejumlah pertanyaan kunci yang bisa dilontarkan ke pengusaha tersebut," katanya.

Ia menyebutkan, kapan usaha pengusaha itu berdiri, kapan status usaha mereka menjadi waralaba, apa keunikan waralabanya, di mana prototipe waralaba itu bisa dijumpai, dan apa waralaba tersebut dapat dijadikan contoh bagi calon mitranya.

"Jika tiga hingga empat pertanyaan itu dapat dijawab dengan baik, bisa dipastikan bisnis mereka benar waralaba. Bukan `BO` seperti yang banyak menyebar di pasar nasional," katanya.

Ia juga mengemukakan, kegiatan yang digagasnya ditargetkan bisa menginspirasi masyarakat untuk membuka peluang usaha meskipun dana mereka terbatas.

"Warga bisa melihat beragam bisnis menjanjikan dengan investasi terjangkau atau mulai di bawah Rp10 juta hingga ratusan juta rupiah," katanya.

(KR-DYT/S004)

Pewarta: Slamet Hidayat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013