Itu kan terkait dengan kesepakatan kedua pihak (bank dan investor), mekanismenya banyak, bisa dengan mengkonversi yang ada atau juga bisa mengakuisisi bank yang saat ini bermasalah,"
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menyatakan pembentukan bank BUMN syariah hasil konversi dari bank BUMN konvensional tergantung dari kesepakatan antara pihak bank dengan investor yang akan menyuntikkan dana di dalam bank tersebut.

"Itu kan terkait dengan kesepakatan kedua pihak (bank dan investor), mekanismenya banyak, bisa dengan mengkonversi yang ada atau juga bisa mengakuisisi bank yang saat ini bermasalah," kata Direktur Eksekutif Perbankan Syariah Bank Indonesia, Edy Setiadi menjadi pembicara kunci dalam "Workshop Untung Rugi Investasi Emas di Perbankan Syariah" di Jakarta, Rabu.

Edy mencontohkan negara tetangga Malaysia yang mengkonversi bank konvensional menjadi bank syariah.

"Kalau di Malaysia, bank konvensional yang ada dikonversi menjadi bank syariah tapi kalau di negara kita seperti apa konsepnya banyak," ujar Edy.

Untuk bank BUMN, lanjut Edy, tergantung dari Menteri BUMN sebagai investor dan pemilik saham dari bank-bank BUMN konvensional.

"Coba tanyakan ke Pak Dahlan Iskan saja. Saya tidak tahu persis karena itu kan terkait dengan kesepakatan pihak-pihak itu, harus dilihat juga kajiannya," kata Edy.

Sementara itu, pengamat ekonomi syariah dari Islamic Banking and Finance Institute (IBFI) Universitas Trisakti Nadratuzzaman Hosen, menilai konversi bank BUMN konvensional menjadi bank BUMN syariah beresiko besar.

"Kalau begini kan nanti `trust` (kepercayaan) masyarakat bisa hilang karena akan timbul semacam ketidakpastian bagi nasabah. Itu tidak baik," ujar Nadra.

Nadra lebih memilih opsi dropping capital atau pemberian modal bank induk kepada anak perusahaan yang berbentuk syariah ataupun merger antara anak-anak perusahaan bank-bank BUMN yang berbentuk syariah tersebut.

"Makanya yang saya tawarkan adalah induk itu memberikan terus modal tambahan kepada anaknya dan memberikan fasilitas-fasilitas, itu yang paling bagus. Atau yang kedua, dimerger saja anak-anak bank BUMN itu seperti BRI, BNI, Mandiri, dan BTN itu," ujarnya.


Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013