London (ANTARA News) - Sabine Lisicki bermain terlalu kuat di Centre Court dalam usahanya meraih gelar juara Wimbledon untuk pertama kalinya, ketika menumbangkan Agnieszka Radwanska pada laga semi final putri Kamis malam.

Petenis Jerman itu, yang mendapat sambutan meriah ketika mengalahkan Serena Williams di putaran keempat, dan kembali menjadi pembunuh raksasa ketika mengatasi rasa grogi dengan sesekali tersenyum saat mengalahkan lawannya dengan angka 6-4, 2-6, 9-7.

Menurut Reuters, jangan berpikir petenis peringkat 23 itu bermain dengan pukulan servis keras serta "forehand" di lapangan rumput, karena ia malah bermain seperti tanpa beban dan amat spektakuler di All England Club.

Ia bermain amat keras, baik secara fisik maupun mental, bagi unggulan keempat Radwanska, terutama pada set penentu, set ketiga, yang berlangsung panjang. Pada laga berikutnya ia akan bertemu dengan unggulan ke-15 dari Prancis Marion Bartoli, Sabtu.

"Rasanya tidak dapat dipercaya, permainan set terakhir amat menegangkan," kata Lisicki setelah menunduk memberi hormat ke empat sisi lapangan, sementara pentonton tampak puas, setelah sebelumnya Bartoli bermain amat akurat ketika menggulung Kirsten Flipkens.

"Agnieszka bermain amat bagus, pertandingan penuh perjuangan. Saya amat gembira dapat memenangi permainan ini," katanya.

Lisicki mengakhiri pertandingan dalam waktu dua jam 18 menit dan menjadi petenis Jerman pertama yang maju ke babak final, setelah Steffi Graf di Wimbledon pada 1999.

"Saya memimpikan hal seperti ini sejak saya kecil," katanya, "Ini merupakan hal luar biasa, karena pertama kali dalam karir saya maju ke babak final. Saya tidak bisa membayangkan kalau mendapatkan hasil yang lebih baik."

"Saya rasanya tidak sabar menunggu pertandingan Sabtu," katanya.

Penerjemah: AR Loebis

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013