Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI  Jakarta Joko Widodo berpendapat acara Lebaran Betawi merupakan cara untuk melestarikan budaya.

"Jadi, ini adalah budaya Betawi yang harus dilestarikan. Masih banyak makanan khas kita banyak yang nggak tahu. Ini keplak, akar kelapa, kembang goyang," kata Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, usai memberikan sambutan Lebaran Betawi di Silang Monas Timur, Jakarta Pusat.

Di acara Lebaran Betawi tahun ini, masing -masing wilayah administratif Jakarta: Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu, mendirikan rumah Betawi yang memamerkan kesenian maupun makanan khas Betawi. Rumah Jakarta Timur, misalnya, menampilkan tarian yang menggunakan rebana, sedangkan Jakarta Utara menampilkan musik gambang kromong.

Menurut Asisten Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, Sylviana Murni, acara Lebaran Betawi ini merupakan ajang untuk mengembangkan budaya Betawi.

"Seperti yang gubernur bilang, 'mem-Betawi-kan masyarakat Jakarta dan men-Jakarta-kan masyarakat Betawi," katanya saat dihubungi Antara News.

Acara Lebaran Betawi ini telah memasuki tahun keenam. Lebaran Betawi pertama diadakan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat dan berpindah-pindah di lima wilayah Jakarta lainnya pada tahun-tahun berikutnya.

"Mestinya sekarang di Kepulauan Seribu, tapi karena tidak memungkinkan, jadi tuan rumah diboyong ke Monas," jelas Sylviana.

Lebaran Betawi 2013 diadakan selama dua hari 31 Agustus dan 1 September. Mengenai pemilihan waktu, Sylviana menjelaskan memang sengaja diadakan setelah Idul Fitri, salah satu pertimbangannya adalah banyak orang Betawi yang menikah dengan suku lain sehingga mereka mudik saat Lebaran.

"Kalau ngumpul-ngumpul kan biasanya Sabtu-Minggu. Yang penting nggak lewati bulan Syawal," jelasnya.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013