Pemesan kue keranjang menjelang Tahun Baru Imlek yang jatuh 31 Januari 2014 terus meningkat,"
Solo (ANTARA News) - Pengrajin makanan khas kue keranjang di kawasan Pecinan kampung Balong Sudiroprajan Kota Solo menjelang Tahun Baru Imlek saat ini, kebanjiran pesanan.

"Pemesan kue keranjang menjelang Tahun Baru Imlek yang jatuh 31 Januari 2014 terus meningkat," kata Ny Lauw Swi Moi atau Susana (70), pengrajin kue keranjang "Dua Naga Mas" di Kampung Balong Mijen, Sudiroprajan Solo, Senin.

Menurut Susana, bisnis kue keranjang buatannya yang dilakukan oleh keluarganya sejak tahun 1970-an tersebut hingga kini masih eksis. Kue keranjang buatannya memang berbeda dengan lainnya.

"Kami membuat kue keranjang bisa bertahan hingga satu tahun, dan rasanya juga lebih enak dan memiliki ciri khas," kata Ny Susana.

Menurut dia, jumlah pesanan kue keranjang hingga kini mencapai 500 hingga 1.000 kilogram per hari. Bahkan, pihaknya sering menolak-menolak pembeli yang datang langsung ke rumahnya, karena harus melayani pemesan.

Meskipun, harga kue keranjang per kilogram tahun ini, mengalamai kenaikan, tetapi pemesan tetap mengalami peningkatan sekitar 20 persen dibanding pada 2013. Harga kini mencapai Rp22 ribu per kilogram atau mengalami kenaikkan Rp2.000 dibanding tahun sebelumnya hanya Rp20 ribu per kg.

Menurut dia, kenaikan harga kue keranjang menjelang Tahun Baru Imlek 2014 ini, karena dipengaruhi naiknya harga bahan baku seperti beras ketan mengalami kenaikan cukup signifikan dan gula pasir kini mencapai Rp12.500 per kg.

"Kue keranjang Dua Naga Mas asal kampung Balong ini, sudah dikenal kemana-mana karena memiliki kualitas dan rasa yang enak dan digemari pelanggannya," katanya.

Menurut dia, kue keranjang menurut tradisi warga Tionghoa sebagai tanda pelekat sanak keluarga, dan teman-teman kerja atau bisnisnya. Mereka dengan membagi-bagikan kue ini, sebagai tanda kerukunan keluarga.

"Kami sebelumnya memproduksi kue keranjang hanya sekitar 175 kg bahan baku beras ketan per hari, tetapi menjelang Imlek ini meningkat hingga 500 kg hingga 1.000 kg per hari," katanya.

Menurut dia, pesanan selain secara perorangan, mereka juga datang dari perusahaan-perusahaan dari Solo, Semarang, Wonogiri, Yogyakarta hingga Jawa Timur. Mereka akan dibagi-bagikan kepada karyawannya.

Pewarta: Bambang DM
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014