Kami meminta para pendaki mewaspadai asap serta kencangnya angin"
Padang Aro (ANTARA News) - Aktivitas gempa vulkanik Gunung Kerinci, yang berada di antara Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat, dan Kerinci, Provinsi Jambi, terus menurun sejak akhir Desember lalu.

Kepala Pos Pemantauan Gunung Kerinci, Indra Saputra, saat dihubungi Sabtu menyebutkan, aktivitas gempa vulkanik gunung yang memiliki ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu pada Januari hingga Februari 2014 hanya sekali sehari, sementara pada Desember 2013 mencapai delapan kali sehari.

"Penuruan aktivitas gempa vulkanik ini menandakan Gunung Kerinci tidak terpengaruh oleh erupsi Gunung Sinabung dan Gunung Kelud," katanya.

Ia mengatakan pada hari ini asap tidak tampak karena puncak gunung yang berstatus waspada tersebut diselimuti kabut. Namun catatan Pos Pemantauan, pernah terjadi semburan asap tertinggi pada 6 Februari 2014 dengan tinggi kisaran 50 sampai 300 meter dari bibir kawah.

Ia mengatakan dengan status waspada, Pos Pemantuan Gunung Kerinci mengeluarkan rekomendasi batas pendakian tiga kilometer dari bibir kawah.

"Kami meminta para pendaki mewaspadai asap serta kencangnya angin," katanya.

Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan, Hamudis, menyebutkan erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara dan Gunung Kelud di Jawa Timur, membuat pihaknya mengintensifkan koordinasi dengan pos pemantauan terkait perkembangan aktivitas Gunung Kerinci.

"Solok Selatan termasuk daerah yang dekat dari Gunung Kerinci, bahkan ada daerah yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari puncak gunung, sehingga perlu waspada setiap saat apalagi dengan adanya erupsi Gunung Sinabung dan Kelud," katannya.

Kendati demikian, katanya, Pemerintah Kabupaten Solok Selatan belum memiliki prosedur operasi standar penanganan erupsi gunung berapi. Selain itu juga belum memiliki jalur dan lokasi evakuasi pengungsi jika terjadi erupsi Gunung Kerinci.

"Kami memerlukan kajian evakuasi erupsi Gunung Kerinci lebih lanjut serta membuat prosedur operasi standar penanganan erupsi," katanya.

Pewarta: Siri Antoni
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014