Pemadaman konvensional tidak lagi efektif, kita sekarang butuh hujan buatan untuk memadamkan kebakaran secara menyeluruh
Pekanbaru (ANTARA News) - Pasukan pemadam kebakaran mulai kewalahan menanggulangi kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau yang terus meluas, sehingga mengharapkan pemerintah segera melakukan modifikasi cuaca untuk hujan buatan.

"Pemadaman konvensional tidak lagi efektif, kita sekarang butuh hujan buatan untuk memadamkan kebakaran secara menyeluruh," kata Kasie Penanganan Kebakaran Hutan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Isbanu kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Ia mengatakan sebanyak 150 personel tim pemadam kebakaran Manggala Agni hingga kini terus berjibaku memadamkan kebakaran di empat kawasan konservasi dan lahan masyarakat.

Tim Manggala Agni selama ini terlatih memadamkan kebakaran lahan dengan metode penyuntikan gambut, namun ia mengatakan kondisi angin yang berhembus kencang dan cuaca kering membuat kebakaran terus meluas.

Menurut dia, metode tersebut cukup efektif mematikan bara api di bawah permukaan lahan gambut namun memakan waktu cukup lama sebab radius air hanya sekira satu meter dalam setiap penyuntikan air selama 10 menit.

Ia juga mengatakan, pemadaman dengan bom air lewat helikopter juga tidak akan berpengaruh signifikan karena hanya memadamkan permukaan saja.

Hal serupa juga diutarakan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkalis M. Jalal bahwa pengaruh angin utara sangat menyulitkan proses pemadaman.

"Angin sangat mengerikan membawa api dan asap. Dalam kondisi ini akan sangat sulit untuk menggunakan helikopter," katanya.

Ia mengatakan penggunaan helikopter juga akan sulit dilakukan karena asap sangat pekat yang membuat jarak pandang turun drastis hingga sekitar 200 meter.

"Pemprov Riau harus cepat mengambil sikap untuk melakukan hujan buatan, karena upaya di daerah sudah sangat sulit dengan kondisi cuaca seperti ini," katanya.

Kabid Kebakaran Lahan BPBD Kabupaten Siak, Irwan Priyatna, mengatakan 122 personel gabungan yang memadamkan kebakaran lewat darat sudah hampir kehabisan cara lagi untuk memadamkan kebakaran lahan yang mencapai 1.200 hektare di daerah itu.

"Lokasi kebakaran tersebar luas di empat kecamatan, dan kami sudah hampir tidak mampu lagi," katanya.

Gubernur Riau Annas Maamun pada Selasa (25/2) menyatakan Status Siaga ditingkatkan menjadi Status Darurat Asap akibat kebakaran lahan meluas. Sebab, sudah ada tujuh pemerintah kabupaten/kota di Riau yang menyatakan status darurat asap.

Ketujuh kabupaten/kota yang menetapkan status tanggap darurat asap antara lain Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Siak, Pelalawan, Meranti, dan Kota Dumai. Dengan kondisi darurat asap, maka Pemprov Riau bisa menggunakan anggaran tanggap darurat sebesar Rp10 miliar di APBD untuk penanganan kebakaran lahan.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014