Kulon Progo (ANTARA News) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus mengembangkan tanaman hortikultura berbasis agrowisata.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo mengatakan guna mendukung pengembangan hortikultura telah dibangun embung di Banjaroya, Kalibawang dan rencanananya juga dibangun di Kecamatan Girimulyo serta Kokap.

"Kami terus mengembangkan berbagai jenis tanaman hortikultura seperti rambutan, manggis, mangga, kelengkeng, dan durian. Harapannya, perekonomian masyarakat dapat terangkat," katanya.

Saat ini, kata Bambang, Dispertan sedang membangun embung di Ngesong, Kecamatan Girimulyo, yang direncanakan mampu mengairi lahan milik masyarakat seluas 20 hektare.

"Kami akan mengembangkan dua komoditas yakni kelengkeng dan durian. Saat ini, embung masih dalam tahap penyelesaian. Kami berharap, segera selesai dibangun dan dapat menampung air hujan," kata dia.

Dia mengatakan Dispertan juga sedang mensurvei beberapa lokasi yang cocok untuk dibangun embung di Kecamatan Kokap.

Rencananya, di Kecamatan Kokap dibangun kawasan tanaman manggis yang saat ini menjadi komoditas unggulan.

"Di Kecamatan Kokap, ada komoditas hortikultura yang menjadi primadona di wilayah ini yakni manggis dan durian. Hanya saja, dua komoditas ini perlu didukung dalam pengembangan kawasannya," kata dia.

Selain itu, kata Bambang, komoditas unggulan perkebunan Kabupaten Kulon Progo yakni cengkih, kopi, kelapa, teh, cokelat dan kakao.

"Pada 2014, kami mengembangkan desa kakao di Desa Banjaroya, Kalibawang dan kawasan kopi serta teh suroloyo di Kecamatan Samigaluh," kata dia.

Bambang mengatakan secara perlahan, Pemkab Kulon Progo melalui Dispertan menata kawasan utara atau yang dikenal dengan Bukit Menoreh menjadi area buah-buahan dengan berbasis agrowisata.

"Untuk menyulap kawasan Bukit Menoreh menjadi sentra buah, bukan hal yang mustahil. Namun demikian, membutuhkan kerja sama antara pemerintah, pihak ketiga dan masyarakat," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014