Karbon dioksida yang digunakan pada proses karbonasi pada dasarnya sama dengan gas alam yang kita keluarkan saat bernafas dan dihirup tanaman saat proses respirasi,"
Jakarta (ANTARA News) - Karbon dioksida atau CO2 merupakan bahan yang aman digunakan pada produk minuman karena pada dasarnya sama dengan gas alam yang kita keluarkan saat bernafas dan dihirup tanaman saat proses respirasi, kata Ahli gizi dan Pakar Teknologi Pangan, Prof. Dr. Made Astawan.

"Karbon dioksida yang digunakan pada proses karbonasi pada dasarnya sama dengan gas alam yang kita keluarkan saat bernafas dan dihirup tanaman saat proses respirasi," katanya dalam diskusi media tentang efek karbonasi minuman bagi kesehatan, di Jakarta, Rabu.

Ia mengungkapkan, hasil kajian JECFA (Join Expert Committee on Food Additivies) menetapkan ADI (Acceptable Daily Intake) untuk karbon dioksida adalah "not specified", artinya tidak ada kekhawatiran risiko mengenai penambahan zat ini dalam minuman.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun menetapkan karbon dioksida merupakan bahan pengkarbonasi yang diizinkan penggunaannya pada produk pangan, yaitu untuk membentuk karbonasi pada produk makanan dan minuman.

Karbonasi sendiri, menurutnya merupakan proses dimasukannya karbon dioksida ke dalam cairan dengan tekanan tinggi sehingga menghasilkan gelembung dalam minuman dengan cita rasa "mengigit" atau "krenyes".

"Minuman bersoda akan tetap "menggigit" selama kemasannya belum dibuka. Menariknya, saat tertelan, ternyata sebagian besar karbonasi dalam minuman bersoda sebenarnya tidak sampai di lambung karena sebagian besar gas telah menguap ketika kemasan dibuka," jelasnya.

Kemudian, gelembung yang tersisa dalam minuman akan segera diserap melalui dinding saluran pencernaan.

Menurutnya, jumlah karbon dioksida yang diserap oleh tubuh relatif sangat kecil dibandingkan jumlah karbondioksida yang dihasilkan tubuh kita secara terus menerus secara alami, yaitu saat metabolisme karbohidrat, protein dan lemak menjadi energi. Menyoal anjuran aman untuk mengonsumsi karbon dioksida, ia mengatakan tak ada batasan khususnya.

"Tidak ada batasan asupan karbon dioksida, karena bukan sesuatu yang dibatas-batasi," katanya.(*)

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014