Washington (ANTARA News) - Badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikart (NASA) menunda nyaris semua kemitraan dengan badan antariksa Rusia, karena krisis Ukraina yang diwarnai perselisihan pendapat antara dua negara adi daya itu.

Namun, NASA dan badan antariksa Rusia, Roscosmos. akan tetap bermitra dalam menjaga keamanan dan kelanjutan operasi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Terdapat tiga awak dari Rusia, dua warga AS dan seorang Jepang dalam wahana ISS.

Sebelumnya, surat internal yang dipublikasikan situs berita antariksa AS, Spaceref, mengatakan pemerintah AS telah menentukan bahwa hubungan NASA dengan perwakilan pemerintah Rusia ditunda, kecuali operasi-operasi yang secara khusus menjadi pengecualian

"Penundaan ini termasuk rencana perjalanan NASA ke Rusia dan kunjungan dari representatif pemerintah Rusia ke fasilitas NASA, pertemuan bilateral, surat elektronik dan telekonfrensi atau videokonferensi. Kini hanya operasi ISS yang menjadi pengecualian," catat surat itu.

Sementara itu, pertemuan multilateral yang diadakan di luar Rusia, yang kemungkinan melibatkan delegasi Rusia, tidak dilarang dalam acuan terkini pemerintah AS, tulis surat itu.

Padahal sebelumnya, pejabat NASA Charles Bolden berulang kali mengatakan kemitraan antariksa antara kedua negara tidak akan terpengaruh oleh ketegangan di Ukraina.

"Saat ini semuanya normal terkait hubungan kita dengan Rusia," kata Bolden pada 4 Maret.

"Sejak ISS berada di orbit, sangat penting untuk memuali kerja sama antara Rusia bdan AS. Kemitraan itu mash normal dan utuh." ujarnya.

Direktur Institut Kebijakan Antariksa di Universitas George Washington, Scott Pace kepada Xinhua, mengatakan bahwa instruksi kepada NASA konsisten dengan instruksi kepada semua lembaga negara negara terkait hubungan bilateral dengan Rusia.

Pace menambahkan aktivitas pemerintah multilateral akan terus berlanjut, seperti partisipasi di organisasi internasional.

"Dampaknya berpengaruh pada kerjasama keilmuan bilateral," ujar Pace mengenai konsekuensi dari penundaan ini.

"Saya tidak melihat bagaimana hal ini benar-benar akan menguntungkan AS atau bahkan menghukum Rusia, tetapi NASA harus sesuai dengan batasan yang dikenakan pada semua lembaga AS lainnya," ujar dia.

Belum terkonfirmasi bagaiamana Rusia akan menanggapi penundaan itu.

Profesor yang meneliti keamanan nasional di Naval War College AS, Joan Johnson - Freese mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin bisa saja memanfaatkan ISS sebagai "alat politik . "

NASA saat ini sepenuhnya bergantung pada pesawat ruang angkasa Rusia untuk mengangkut astronot ke ISS setelah Space Shuttle "dipensiunkan" pada 2011.

NASA berharap mendapatkan perubahan dalam empat tahun ke depan, dengan menggunakan pesawat ruang angkasa komersial yang saat ini masih dikembangkan.

NASA juga menekankan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengakhiri ketergantungan pada Rusia untuk masuk ke antariksa.(*)


Penerjemah: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014