Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia berkomitmen untuk terus mendukung rakyat Ukraina dalam melalui masa sulit terutama setelah terjadinya reformasi politik serta kejadian aneksasi Krimea setelah proses referendum yang disokong negara Rusia.

"Kami menyadari banyaknya tantangan yang dihadapi Ukraina dan menyambut baik komitmen pemerintahan Ukraina untuk terus melanjutkan reformsi yang sangat dibutuhkan untuk menstabilkan ekonomi," kata Direktur Negara Bank Dunia untuk Belarusia, Moldova, dan Ukraina, Qimiao Fan dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, Bank Dunia akan menyediakan bantuan yang dibutuhkan agar Ukraina dapat menjalani reformasi itu dan terus mendukung rakyat Ukraina melalui periode transisi yang sulit ini.

Sebelumnya, Grup Bank Dunia pada Maret 2014 mengumumkan dukungannya kepada Ukraina dengan menyediakan hingga sebesar 3 miliar dolar AS untuk bantuan investasi dan menyediakan layanan dasar seperti pasokan air, sanitasi, pembangkit listrik dan jalan raya, serta mendukung sektor swasta.

Untuk itu, Ukraina juga dinilai semestinya mengimplementasikan serangkaian reformasi ekonomi pada masa dekat ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Lembaga keuangan multilateral itu juga menunjukkan bahwa penundaan terhadap reformasi ekonomi akan bisa membuat ketidakstabilan makroekonomi.

Sebagaimana diberitakan kantor berita AFP, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Christine Lagarde pada Rabu (2/4) memperingatkan bahwa krisis politik di seluruh Ukraina menimbulkan dampak yang berbahaya bagi perekonomian dunia yang lebih luas.

Lagarde mengatakan pertumbuhan global selama lima tahun setelah masa Resesi Besar "masih terlalu lambat dan lemah" serta menghadapi beberapa ancaman.

"Pertama, inflasi yang rendah, terutama di Eropa dan Jepang, merupakan bahaya untuk permintaan dan produksi serta akibatnya pada lapangan pekerjaan," katanya.

Ia berpendapat bahwa kondisi perusahaan di negara-negara berkembang yang berpotensi diperparah oleh gejolak dari pengetatan moneter di negara-negara maju, terutama Amerika Serikat, serta munculnya ketegangan geopolitik yang bisa mempersuram prospek perekonomian di tingkat global.
(M040)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014