Semarang (ANTARA News) - Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Semarang menggalakkan reboisasi dengan menebang satu pohon yang sudah lapuk dan menggantinya dengan menanam 10 pohon yang baru.

"Kami memang menggiatkan reboisasi atau penghijauan dengan cara seperti ini, yakni satu pohon diganti dengan 10 pohon baru," kata Kepala DKP Kota Semarang Ulfi Imran Basuki di Semarang, Jumat.

Menurut dia, pihaknya akan menyeleksi pohon-pohon yang sudah lapuk karena dimakan usia untuk selanjutnya ditebang, tetapi sebelumnya sudah disiapkan lahan pengganti untuk penananam pohon yang baru.

Ia menyebutkan penebangan pohon-pohon yang lapuk karena dimakan usia dilakukan di sejumlah jalan, seperti sepanjang Jalan DI Pandjaitan, Jalan Thamrin, dan titik lainnya yang ada di Kota Semarang.

"Selain jenis pohon Angsana, kami juga memilih pohon Trembesi untuk bibit-bibit pohon yang akan ditanam untuk penghijauan. Tujuannya, agar wilayah Kota Semarang sejuk, teduh, dan asri," katanya.

Apalagi, kata dia, Kota Semarang selama ini terus menggalakkan pembangunan hutan-hutan kota untuk menciptakan suasana sejuk, teduh, dan asri sehingga ke depannya Kota Semarang akan semakin hijau.

Ulfi menjelaskan penebangan pohon tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memenuhi berbagai persyaratan, antara lain kondisinya lapuk karena dimakan usia dan penebangan untuk kepentingan umum.

"Semisal, untuk kepentingan pelebaran jalan. Tentu pohon-pohon yang terkena pelebaran harus ditebang, seperti di wilayah Krapyak yang jalannya diperlebar, kemudian Jatingaleh untuk pembangunan underpass," katanya.

Meski demikian, ia menegaskan tim DKP sudah menyiapkan pohon pengganti untuk ditanam, termasuk titik-titik baru penanamannya sehingga kawasan yang terkena pembangunan nantinya bisa sejuk dan asri kembali.

Masyarakat pun, kata dia, tidak boleh melakukan penebangan pohon secara sembarangan tanpa izin resmi dari DKP Kota Semarang dan bagi yang nekad melakukannya akan dikenai denda karena menebang pohon tanpa izin.
(KR-ZLS/I007)

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014