Islamabad (ANTARA News) - Pemerintah Pakistan pada Rabu (20/8) memulai pembicaraan dengan seorang pemimpin oposisi, yang memimpin ribuan pendukung dalam aksi duduk di Islamabad dan menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Nawaz Sharif.

Dr. Tahir ul Qadri, pemimpin Pakistani Awami Party (PAP), memulai protes terhadap pemerintah pada 14 Agustus dan sebelumnya menolak untuk melakukan pembicaraan dengan pemerintah. Ia juga mengatakan akan melancarkan revolusi karena sistem saat ini gagal.

Namun ia setuju mengadakan pembicaraan setelah pemerintah membentuk satu komite yang terdiri atas dua menteri dan beberapa pemimpin politik guna meredam ketegangan politik.

Kedua pihak mengadakan dua babak dialog, langkah yang digambarkan sebagai tindakan penting untuk "mencairkan es" pada saat protes telah mengganggu kehidupan warga di Islambad, Ibu Kota Pakistan.

Tim perunding pemerintah puas dengan dimulainya dialog, namun tim Qadri kembali menyampaikan tuntutan bagi pengunduran diri perdana menteri.

"Kami tidak mengharapkan ada keadilan selama Perdana Menteri Nawaz Sharif menjabat," kata seorang pemimpin PAP, Raheeq Abbasi, kepada wartawan setelah pembicaraan tersebut, sebagaimana diberitakan kantor berita Xinhua.

Ia mengatakan partainya telah mengajukan tuntutannya kepada tim perunding pemerintah.

Seorang anggota tim perunding pemerintah, Ejaz ul Haq, berharap situasi akan membaik dalam beberapa hari ke depan.

Satu lagi partai oposisi, yang dipimpin oleh pemain cricket yang beralih jadi politikus Imran Khan, juga membentuk satu komite bagi dialog dengan pemerintah.

Khan juga menegaskan kembali seruan bagi pengunduran diri perdana menteri.

Saat berpidato di hadapan pendukungnya di luar gedung parlemen, Khan juga menyerukan pembubaran komisi pemilihan umum dan pembaruan sistem pemilihan umum guna menghentikan kecurangan dalam pemungutan suara.

Perdana Menteri Nawaz Sharif telah menolak tuntutan pengunduran dirinya tapi para menterinya menyatakan siap mengadakan pembicaraan.

Imran Khan menyatakan pemilihan umum tahun lalu, saat Partai Liga Muslim Pakistan pimpinan Sharif menang, telah dicurangi. Tapi pernyataan tersebut dibantah oleh pemerintah.

Pembicaraan itu telah mencuatkan harapan bagi meredanya ketegangan di Pakistan, kata beberapa pengamat politik. (Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014