Bandung (ANTARA News) - Program pembangunan tower atau rumah vertikal di kawasan perkotaan di Indonesia harus berlanjut untuk mengentaskan permasalahan kekurangan perumahan, kata Ketua LPP3I Lembaga Pengkajian Pengembangan Perumahan dan Perkotaan Indonesia Zulfy Syarif Koto di Bandung, Jumat.

"Program pembanguna tower harus berlanjut dan ditingkatkan lagi oleh pemerintah ke depan. Pasalnya kebutuhan akan pemukiman terus meningkat dan mencegah kian jauhnya back log di perkotaan," kata Zulfy.

Menurut Zulfy, pemeritah ke depan harus meninventarisasi permasalahan dan kendala pemenuhan perumahan, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Ia berharap program-program perumahan dilanjutkan terutama dalam pengembangan tower di kota-kota besar.

Zulfy yang juga mantan pejabat Kemenpera itu menyebutkan optimistis terhadap pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla yang diprediksi akan memberikan perhatian besar terhadap sektor perumahan rakyat.

"Saya optimistis pemerintahan ke depan akan konsen terahadap sektor papan, saya tahu perjuangan Pak JK dalam mendorong Kementerian Perumahan Rakyat dan mempertahankannya," kata Zulfy.

Ia sepakat sosok Menteri Perumahan Rakyat ke depan harus memiliki road map tentang pembangunan dan pengembangan perumahan rakyat di Indonesia serta memiliki "sense of crisis" terhadap sektor papan itu.

"Sepakat Menpera harus mempunyai road map pembangunan perumahan di Indonesia, sebenarnya REI sudah memiliki road map itu dan perlu ada sinergitas yang optimal dengan melibatkan banyak stakeholder perumahan di Indonesia," katanya.

Lebih lanjut, Zulfy menyebutkan tantangan kebutuhan perumahan rakyat ke depan semakin kompleks. Selain didesak untuk membangun rumah dalam jumlah besar untuk memenuhi back log perumahan, namun di sisi lain terkendala oleh lahan, khususnya untuk rumah vertikal.

"Regulasi untuk sektor perumahan perlu lebih sederhana, perizinan dan pembiayaan juga masih menjadi kendala yang harus dibenahi ke depan," katanya menambahkan.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014