New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street sebagian besar berakhir lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah

data ekonomi dari Tiongkok dan Jepang mengecewakan dan meningkatnya momok Skotlandia akan melepaskan diri dari Inggris.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 25,94 poin (0,15 persen) menjadi ditutup pada 17.111,42.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 6,17 poin (0,31 persen) menjadi 2.001,54, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq naik 9,39 poin (0,20 persen) menjadi 4.592,29.

"Ekuitas AS mengambil jeda setelah reli dalam lima minggu," Wells Fargo Advisors mengatakan dalam sebuah catatan.

Tiongkok melaporkan penurunan mengejutkan 2,4 persen dalam impornya, data terbaru menimbulkan pertanyaan tentang kondisi ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Pertumbuhan Jepang, ekonomi nomor tiga dunia, menyusut 1,8 persen pada kuartal April-Juni, lebih buruk daripada perkiraan sebelumnya kontraksi sebesar 1,7 persen.

Pound Inggris jatuh setelah jajak pendapat menunjukkan dukungan untuk kemerdekaan meningkat di Skotlandia dalam referendum yang akan digelar pada pekan depan. Indeks FTSE 100 merosot 0,3 persen.

Berita peristiwa-peristiwa utama minggu ini mencakup perkiraan peluncuran produk Apple pada Selasa dan laporan penjualan ritel AS untuk Agustus pada Jumat (12/9).

Anggota Dow, Boeing, naik 2,6 persen karena mengumumkan memperoleh sebuah kontrak besar dari maskapai penerbangan bertarif murah Irlandia, Ryanair. Ryanair setuju untuk membeli 100 pesawat senilai 11 miliar dolar AS, dengan opsi untuk membeli 100 pesawat tambahan.

Produsen bahan bakar minyak seperti ExxonMobil turun 1,5 persen dan Apache turun 1,6 persen, berada di bawah tekanan karena harga minyak Brent turun di bawah 100 dolar AS per barel untuk pertama kalinya sejak Juni 2013.

Perusahaan-perusahaan jasa minyak juga anjlok, dengan Halliburton turun 1,7 persen dan Schlumberger turun 2,1 persen.

Yahoo melonjak 5,6 persen setelah penguasa pasar daring (online) Tiongkok, Alibaba, meluncurkan rencana untuk menghimpun dana hingga 24,3 miliar dolar AS melalui penawaran umum perdana besar.

Berdasarkan rencana IPO, yang telah lama dalam dalam pengerjaan, Yahoo akan mengurangi sahamnya dari tingkat saat ini sebesar 22,4 persen menjadi 16,3 persen.

Twitter melonjak 2,6 persen di tengah berita bahwa mereka telah mulai menguji "buy buttons" yang memungkinkan orang melakukan pembelian secara langsung dari pos-pos pemasaran. Langkah ini bisa
meningkatkan daya tarik Twitter untuk pengiklan.

Raksasa penyewaan mobil Hertz Global Holdings naik tipis 0,1 persen setelah mengumumkan bahwa kepala eksekutifnya Mark Frissora mengundurkan diri. Hertz telah datang di bawah pengawasan setelah pada Juni mengumumkan bahwa mereka akan menyajikan kembali hasil keuangannya karena kesalahan akuntansi.

Harga obligasi jatuh. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS naik menjadi 2,47 persen dari 2,46 persen pada Jumat (5/9), sementara pada obligasi 30-tahun meningkat menjadi 3,22 persen dari 3,19 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik, demikian AFP.

(A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014