kalau Indonesia malah ikut-ikutan negara barat, itu sama artinya masuk perangkap mereka. Yaitu menyeret Indonesia pada isu penangan ISIS.
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan, tidak semestinya Pemerintah RI ikut arus negara-negara barat, soal isu ISIS.

"Kami berpandang, Pemerintah RI tidak semestinya ikut-ikutan urusi ISIS. Tidak perlu gabung dengan negara barat perangi ISIS. Fokus saja dengan urusan dalam negeri sendiri, itu riil dan kongkrit, lebih nyata manfaatnya bagi rakyat dalam negeri," kata Mahfudz Siddiq di Gedung DPR RI, Jakarta Kamis.

Lebih lanjut Mahfudz mengatakan, bahwa barat yang disponsori AS, kini hendak menjadikan musuh bersama dalam kampanye terorisme pada ISIS, setelah Al-Qaeda.

Padahal kalau mau ditilik ke dalam, tambah Mahfudz, lahirnya ISIS itu, tidak lepas kegagalan AS, dalam penangan keamanan di Irak dan Suriah, setelah barat menginfasi negara tersebut, baik secara langsung maupun lewat kelompok milisi pemerontak pemerintahan di timur tengah.

"Jadi kalau AS mau bereskan ISIS, selesaikan dulu masalah pokoknya. Yaitu penangan isu keamanan di negara Irak dan Suriah. Sebab ISIS lahir, akibat situasi yang kacau di negara tersebut, setelah AS lalukan intervensi disana. Jadi untuk apa Indonesia ikut-ikutan urusi ISIS," ujarnya.

Wasekjen PKS ini berharap, agar pemerintahan mendatang tidak larut dan mengekor dengan kepentingan Barat, kampanye penangan teroris ISIS. Karena itu dapat menyeret Indonesia, pada persoalan yang tidak semesti terjadi di sini.

"Eksistensi ISIS kan terjadi di lokal kawasan timur tengah. Dan isu isis tidak ada kaitannya dengan Indonesia. Tetapi kalau Indonesia malah ikut-ikutan negara barat, itu sama artinya masuk perangkap mereka. Yaitu menyeret Indonesia pada isu penangan ISIS. Padahal disini tidak ada urusannya dengan ISIS," tegasnya.
(Zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014