Incheon (ANTARA News) - Sehari menjelang penutupan Asian Games 2014 Incheon, Korsel, posisi Indonesia kembali tertinggal jauh jauh dari pesaing Malaysia, dengan terpaut satu medali emas.

Indonesia yang sempat menyamai raihan empat medali emas dengan Malaysia pada Kamis (2/10), kini kembali tertinggal setelah Malaysia mendapat tambahan satu medali emas dari cabang karate kumite -61kg putri.

Hingga, Jumat, sehari menjelang penutupan Asian Games, Indonesia yang telah mengumpulkan empat medali emas, lima perak dan 11 perunggu, gagal menambah medali dan merosot ke posisi 17.

Sedangkan Malaysia bertengger di posisi 14 dengan lima emas, 14 perak dan 14 perunggu.

Cabang olahraga taewondo Indonesia tidak dapat menyumbangkan medali pada Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan.

Dua atlet putra yang bertarung pada kategori kyorugi gagal meraih medali setelah Ong Stevanus Ariosusino dan Aggie Seftyani Prasbowo kalah dari lawan-lawannya dalam pertandingan.

Bertanding di Ganghwa Dolmens Gymnasium, Ong Stevanus yang turun di kelas Kumite -58kg terjegal di babak perempatfinal oleh atlet Kazakhstan Nursultan Mamayev, sedangkan rekannya Aggie langsung terjungkal di babak awal 32 besar dikalahkan atlet Thailand Ramnapong Sawekwiharee di kelas -54kg.

Pada pertandingan perempatfinal itu, Ong kalah 4-10, sedangkan Aggie kalah 8-15.

Dengan hasil itu selama dua hari kompetisi taekwondo di Asian Games Incheon itu, Indonesia tidak mampu meraih medali.

Begitu juga di cabang karate, tidak mampu menambah medali bagi Indonesia setelah Suryadi dan Cok Istri Agung Sanistyarani kalah dalam perebutan medali perunggu kelas Kumite -55kg putra dan putri.

Dalam perebutan perunggu di Asian Games Incheon, Korea Selatan, Jumat, Suryadi dikalahkan atlet Malaysia Senthil Kumaran Silvarajoo dengan skor 4-4, namun Malaysia dinyatakan menang hantai.

Cok Istri dikalahkan oleh karateka Filipina Soriano Mae dengan nilai 3-11 di Gyeyang Gymnasium, Incheon.

Kedua karateka Indonesia itu sehari menjelang penutupan Asian Games 2014 sebetulnya diharapkan mampu menambah medali bagi Indonesia, namun upaya itu gagal.

"Kami berharap dia bisa menang di perebutan perunggu itu, tapi ya kenyataan kami belum beruntung, kata manajer karate Delphinus.

"Pada nomor Kumite persaingan memang berat," tambahnya.

Di soft tenis, Indonesia juga tidak berkutik, Tim putra Indonesia tersingkir di penyisihan cabang soft tenis nomor beregu setelah mengalami dua kali kalah dan dua kali menang.

Tim putra Indonesia yang menurunkan Ferdy Fauzi Narun, Qamariah Ferly Montolalu, Prima Simpatiaji, Hendri Susilo Pramono, Edi Kusdaryanto pada pertandingan penyisihan grup A mengalahkan Nepal 2-0.

Pada pertandingan selanjutnya Indonesia mengalami kekalahan dari tim Tiongkok dengan skor 1-2, namun Indonesia kembali menang melawan Vietnam.

Indonesia yang berpeluang melaju ke babak selanjutnya sirna setelah tim Merah-Putih dikalahkan Taiwan 0-3 pada pertandingan penyisihan grup A selanjutnya.

"Ini sudah merupakan penampilan yang bagus bagi tim Indonesia setelah 20 tahun soft tenis tidak pernah ikut multi event," kata Ketua Umum soft tenis Martuama Saragih.

Martuama berharap cabang soft tenis akan dipertandingkan di SEA Games Manila 2017.

"SEA Games 2015 Singapura soft tenis tidak dipertandingkan, saya berharap di SEA Games Manila nanti cabang ini dipertandingkan," tambahnya.

Pewarta: Aris Budiman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014