Insting ini di luar rasional dan empiris. Mereka yang punya insting kuat bisa sukses, misalnya Dahlan Iskan, ia lulusan SMA (masuk ke kabinet era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono). Dan saya kira Pak Jokowi tidak salah (memilih Susi menjad
Kediri (ANTARA News) - Praktisi dari Universitas Islam Kadiri (Uniska) Kediri, Jawa Timur, Zaenal Arifin menilai Presiden Joko Widodo sudah cermat terkait dengan pemilihan menteri yang ada di kabinetnya, dan sudah menempatkan mereka sesuai dengan profesinya.

"Struktur menteri yang sekarang ada yang dari profesional, tapi pendidikan formal tidak tinggi. Justru, ini yang harus kita dukung," kata Zaenal dikonfirmasi terkait dengan adanya menteri di kabinet Presiden Joko Widodo yang dari segi pendidikan berijazah SMP, Selasa.

Dosen ilmu negara Uniska Kediri itu mengatakan, banyak potensi sumber daya manusia (SDM) di Indonesia yang sebenarnya tinggi, namun tidak berkesempatan mendapatkan pendidikan yang juga tinggi.

Tentang sosok Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang ramai menjadi perhatian, karena dari sisi pendidikan hanya berijazah SMP, menurut dia sangat menarik. Dilihat dari sepak terjang selama ini, ia dikenal sebagai sosok yang profesional.

Walaupun hanya berijazah SMP dan bukan seorang insinyur, ternyata ia bisa mempunyai puluhan pesawat terbang yang disewakannya. Selain itu, ia juga mampu berkembang secara global, mampu mengatur perusahaan dan terbukti sudah sukses.

Pihaknya menilai, Presiden Jokowi mempunyai pertimbangan tersendiri dalam memilih setiap menteri yang akan mendampingi kinerjanya selama lima tahun ke depan, pun pula dengan pilihan Susi Pudjiastuti. Selain memerhatikan sisi empiris dan rasional, Presiden ia nilai juga mempertimbangkan insting.

"Insting ini di luar rasional dan empiris. Mereka yang punya insting kuat bisa sukses, misalnya Dahlan Iskan, ia lulusan SMA (masuk ke kabinet era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono). Dan saya kira Pak Jokowi tidak salah (memilih Susi menjadi menteri)," ujarnya.

Ia mengingatkan, agar dalam menilai seseorang itu tidak hanya diukur dari sisi formalitas saja melainkan sisi kualitas. Bukan berarti mereka yang berijazah tidak tinggi, lulusan SMP, tidak profesional.

Pihaknya mengingatkan, pendidikan ataupun pengalaman tidak harus diperoleh di bangku sekolah. Terdapat beberapa kendala seseorang tidak melanjutkan pendidikannya, salah satunya karena tekanan ekonomi. Namun, bagi sebagian pihak, hal itu ternyata tidak menjadi masalah, salah satunya yang sudah terjadi pada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ataupun mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Menyinggung tentang kuota perempuan, ia juga mengapresiasi semakin banyaknya perempuan yang terlibat dalam berbagai macam ranah profesional, tak terkecuali di politik. Ada delapan menteri perempuan di era kabinet Presiden Jokowi-JK.

Zaenal menilai, para perempuan yang berada di kabinet Presiden Jokowi-JK mendapatkan tempat karena mereka mampu dan profesional di bidangnya. Jabatan itu diberikan karena sebelumnya Presiden juga sudah melakukan survei terkait dengan sepak terjang mereka.

"Jabatan itu diberikan bukan karena kasihan tapi karena profesional. Perempuan sudah mulai menguasi ranah profesional dan dilihat dari sisi apapun mereka tidak salah," pungkas Zaenal.

Presiden Jokowi telah mengumumkan susunan kabinetnya untuk membantu kinerjanya selama pemerintahannya, lima tahun mendatang. Kabinet yang dinamai Kabinet Kerja itu diumumkan lebih cepat dari perintah UU Kementerian Negara, pada Minggu (26/10).  (*)

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014