Saat ini, kami adalah tim yang gembira. Suatu hari, kekalahan datang dan saat itu terjadi, kami akan tetap (gembira)
Jakarta (ANTARA News) - Segudang sukses Jose Mourinho di lapangan bola dan di dunia bisnis mengukuhkan bahwa kerja merupakan sukacita mendalam tidak sebatas mengutarakan penjelasan-penjelasan dan arahan-arahan serba "harus begini, harus begitu".

Kerja lebih mengerucut kepada asa dari hari ke hari dengan senantiasa mempercayai ketergerakan hati dan ketangkasan nalar.

Ayat-ayat kerja manajer Chelsea itu berporos dari keluasan samudera hati. Mourinho tahu bahwa sukses diraih dengan perjuangan tiada henti layaknya debur ombak di lautan membentang, bukan meminta belas kasihan orang lain melainkan memacu diri sendiri dengan memotivasi berbekal mantra mandraguna: ayo kerja, ayo kerja, ayo kerja.

Ayat kerja Mourinho bukanlah sesuatu yang melayang di angkasa, jauh dari realitas keseharian hidup.

Ayat kerja Mourinho bukan visi misi perusahaan yang ganas di atas kertas tapi jinak lunak di lapangan bisnis serba kompetitif. Ayat kerja Mourinho mengerucut kepada daulat bahwa mereka yang tidak bekerja, layaknya tidak pantas mendapat makan minum.

Di lapangan bola, manajer berpaspor Portugal itu membawa The Blues memperpanjang rekor catatan sebelas laga tanpa menuai kekalahan hingga pekan ke-11 kompetisi Liga Inggris  (Premier League). Bermain di Stadion Anfield, Sabtu (8/11), Chelsea tampil jempolan dan meraih kemenangan 2-1 atas Liverpool.

Ayat-ayat kerja The Special One, predikat yang dilekatkan kepada Mourinho, menjawab pertanyaan soal hasil pekerjaan.

Setelah hari demi hari menyusun siasat manakala merespons lawan manapun, setelah jam demi jam menghabiskan waktu di lapangan latihan dan menjalani berbagai laga di stadion demi stadion, maka ganjaran kontan mewujud dalam hasil kerja positif.

Chelsea telah menjalani sebelas pertandingan Premier League dan mendominasi klasemen dengan perolehan nilai 29, hasil sembilan kemenangan dan dua hasil seri. Mereka unggul empat angka dari pesaing terdekat, Southampton.

Tuah ayat kerja berujung sukses dari Mourinho lantas diakui salah satu dedengkot Liga Inggris, Arsene Wenger.

"Musim ini Chelsea berada di trek meraih 105 poin. Lihat dan saksikan poin mereka hari ini dan jika mereka terus seperti ini, tidak ada tim yang bisa mengejar mereka," kata Wenger seperti dikutip dari BBC.

Digdaya di Liga Inggris lantas membuat lawan-lawannya meringis. Di Piala Liga dan ajang Liga Champions, Chelsea di bawah arahan Mourinho secara keseluruhan tak terkalahkan dalam 17 pertandingan. Ini jelas-jelas bukan capaian remeh-temeh di bawah kubah kompetisi jagat bola.

Mourinho tidak langsung besar kepala setelah mendengar pujian Wenger. Ia memilih jawaban dengan merujuk kepada pakem roda kehidupan bahwa setiap masa ada waktunya, dan setiap usaha ada ganjarannya, baik itu kalah, menang, imbang.

"Menurut saya, ada kemungkinan (Chelsea) menjadi juara. Sebelum kompetisi musim ini dimulai, kami menilai diri kami kandidat juara. Namun, dalam sepak bola modern, terutama di Premier League, saya tak percaya akan rekor tak pernah kalah," ujar Mourinho.

"...Suatu hari kami akan kalah dan akan menang lagi pada laga berikutnya. Suatu hari kami akan bermain buruk karena itu wajar terjadi di sepak bola, tetapi kami akan memperbaiki kualitas permainan kami."

"Saya tahu bahwa momen negatif akan datang, kekalahan akan kami alami, dan kami siap menghadapi itu. Saat ini, kami adalah tim yang gembira. Suatu hari, kekalahan datang dan saat itu terjadi, kami akan tetap (gembira)," kata Mourinho.

Pernyataan Mourinho seakan mengulang kata-kata bijak dari sang Pengkotbah bahwa segala sesuatu ada masanya... untuk apa pun di bawah langit, ada waktunya. Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, ada untuk meratap, ada waktu untuk menari.

Setelah mendaras kata-kata bijak sang Pengkotbah, Mourinho langsung bekerja bermodal reputasinya yang menjulang di jagat bola. Di dunia bisnis, nama pelatih Chelsea itu kian menjual, dengan meraup pendapatan dari sponsorship sebanyak 11 juta pound per tahun.

Secara berturut-turut, mulai Februari, ia dinobatkan sebagai duta iklan jam tangan mewah bermerk Hublot, bahkan perusahaan jam tangan mewah asal Swis, DeLaCour terus menanti kesediaan Mourinho.

Pada Maret, pelatih berjuluk The Special One itu diumumkan sebagai duta bagi Yahoo, berikutnya duta bagi perusahaan operator kasino Korea Selatan (Juni 2014), dan Juli tahun ini juga, ia ditunjuk sebagai duta dari perusahaan peralatan olahraga BT Sport untuk durasi kontrak selama tiga tahun.

Sejumlah perusahaan kelas global juga terpincut dengan karisma Mourinho kemudian mengikat kontrak. Sebut saja: Porsche Design Sport, Adidas, Braun, American Express, Henderson Global Investors, Millennium Bank, Johnnie Walker whisky, dan Armani.

Abrakadabra...jadilah Mourinho merk dagang nomor wahid kelas dunia. Selain beken sebagai manajer sepak bola, ia meraup pendapatan sebanyak 2,4 juta pound per tahun.

Jumlah ini jauh lebih banyak ketimbang jumlah gaji yang diterima sebagai manajer di Premier League. Manajemen Chelsea menggaji pelatih asal Portugal itu sebanyak 8 juta pound setahun. Sebagai perbandingan, Bayern Muenchen memberi gaji sebanyak 15 juta pound kepada Pep Guardiola.

Sebuah perusahaan dunia yang bergerak di bidang riset pemasaran olah raga, Repucom, menyebut bahwa nama Mourinho begitu fenomenal sehingga pesonanya begitu memikat perusahaan-perusahaan kelas global.

"Dari banyak manajer dan pelatih di dunia, Jose Mourinho merupakan sosok yang sangat unik," kata managing director Repucom, Jon Steiner.

"Ia punya karisma. Namanya begitu terkenal, dan banyak mengisi pemberitaan utama di media massa dunia. Sukses demi sukses, ia raih dan mengukuhkan diri sebagai salah satu ikon di dunia sepak bola, utamanya di sejumlah klub ternama. Nama Mourinho menjadi jaminan bagi dunia pemasaran kelas global."

Menurut lembaga riset itu, hampir 82 persen dari seluruh populasi Inggris mengenal nama Mourinho. Secara global, 59 persen dari populasi dunia mengetahui bahwa ia manajer Chelsea.

Mengapa Mourinho begitu laris manis ternama di seantero dunia? Lihat dan saksikan sendiri cara dia meramu taktik di arena sepak bola.

Ia dituding sebagai sosok pragmatis yang tidak jarang mengurbankan pakem dasar sepak bola modern demi mencapai tujuan. Caranya merespons masalah tidaklah njlimet. Bila personel skuadnya tampil mengecewakan, ia tidak enggan meluapkan murka di ruang ganti.

Harian Marca menulis, ketika Real Madrid tampil mengecewakan di ajang Liga Spanyol (La Liga), sang entrenador di ruang ganti tiba-tiba melempar lembaran kertas berisi skema permainan ke hadapan punggawanya seraya berkata, "Ini taktik, ini taktik...."

Mourinho kerapkali berujar bahwa bekerja bukan melulu memeragakan kekuatan fisik atau keliatan otot, melainkan ketangguhan mental daya juang. Ia meringkaskan tiga ayat kerjanya dalam tiga pernyataan bernas.

"Menurut saya, ini soal mental, bukan fisik karena pemain-pemain yang tidak (tampil melawan Maribor, di Liga Champions pertengahan pekan lalu) memiliki energi lebih besar dibanding mereka yang bermain (di Liga Champions). Itu jelas. Jadi, menurut saya, yang menjadi perbedaan adalah faktor di dalam diri pemain," katanya.

"Saya meraih gelar juara di beberapa negara berbeda dengan klub berbeda dan selalu ada hal-hal penting. Saya meraih gelar juara di FC Porto, Inter Milan, dan Real Madrid. Saya meraih gelar juara pada musim pertama saya dan saya memiliki peluang itu sekarang."

"Yang harus Anda miliki dalam tim adalah orang yang selalu siap berkorban untuk tim, orang yang berusaha membantu. Jadi, saya gembira akan hal itu."

Tiga ayat kerja Mourinho merujuk kepada satu penegasan bahwa bekerja mengaitkan aspek spiritual dan intelektual.

Ayat pertama, mentalitas dalam diri pemain. Ayat kedua, mengetahui dan menyadari ketersediaan peluang kemudian memotivasi diri meraih juara. Ayat ketiga, silakan memilih dan memiliki sejumlah personel yang bersedia berkorban dan menyediakan diri untuk membantu dengan akal budi dan hati.

Tiga ayat kerja Mourinho dapat diperas dalam satu penegasan bahwa silakan memberi kebebasan dan keleluasan berpikir dan bertindak kepada personel.

Jangan  jadikan penggawa sebagai pribadi yang mengekor dan membebek saja kepada perintah bos. Tanamkan dan suburkanlah inisiatif yang berkobar untuk melakukan yang terbaik dan terhebat dengan penuh tanggungjawab dilandasi pikiran sehat.

Intinya satu saja dalam bekerja, pakailah dan gunakanlah nalar! Dengan telak, pujangga Latin klasik, Livius menulis "ratio ducat, non fortuna", yang artinya pikiranlah yang memimpin, bukan nasib.
(T.A024)    

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014