Kita mau main di Malaysia, di Thailand, dan satu negara lainnya
Roma (ANTARA News) - Maskapai nasional swasta terbesar Indonesia, PT Lion Air, berencana memperkuat operasi dan layanan penerbangan intra kawasan di Asia Tenggara dengan mendatangkan lagi 40 unit pesawat kecil turboprop dua mesin, ATR 72 seri 600.

"Kita mau main di Malaysia, di Thailand, dan satu negara lainnya," kata CEO Lion Group Rusdi Kirana dalam perbincangan santai dengan wartawan di Roma, Italia.

Rusdi enggan mengungkapkan satu negara lainnya yang akan dilayani pesawat regional jarak pendek ini, namun akan segera memublikasikannya dalam waktu dekat.

40 pesawat ATR baru yang akan segera ditandatangani di Roma, Italia, Kamis sore waktu setempat nanti (Kamis malam WIB) tersebut akan melengkapi 60 pesawat sejenis yang telah dan akan dimiliki Lion Air Group berdasarkan kontrak sebelumnya.  Dengan demikian, grup Lion Air akan memiliki 100 pesawat ATR.

Menurut Rusdi, pembiayaan untuk mendatangkan pesawat baru ini akan berasal dari sindikasi bank multinasional yang di antaranya melibatkan Bank Pembangunan Jepang (DBJ), bank pembiayaan ekspor Italia SACE, dan lembaga pembiayaan ekspor Kanada EDC.

Rusdi memberikan alasan mengapa lembaga-lembaga keuangan Prancis, Italia dan Kanada turut dalam konsorsium pembiayaan pesawat ATR baru ini, karena Prancis dan Italia adalah dua negara yang membuat serta mengembangkan pesawat ATR, sedangkan Kanada menjadi tempat dibuatnya mesin salah satu pesawat turborprop paling populer di dunia ini.

"Porsi (pembiayaan) adalah 85 sampai dengan 90 persen, sedangkan sisanya akan diambil dari dana internal atau lewat bekerjasama dengan bank lainnya," sambung Rusdi.

Lion Air sendiri, menurut Rusdi, sudah mengoperasikan lebih dari 40 pesawat jenis itu untuk penerbangan jarak pendek baik di Indonesia maupun Thailand dan Malaysia.  Namun sebagian besar dioperasikan untuk anak perusahaan utamanya, Wings Air.

40 pesawat ATR baru yang rencananya akan segera ditandatangani hari ini di hadapan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi itu diharapkan masuk armada Grup Lion Air mulai 2016.

Kontrak besar pesawat terbang komersial di Roma nanti ini akan menjadi kabar menghebohkan ketiga yang dilakukan Lion Air dalam tiga tahun terakhir ini.

Pada November 2011, di hadapan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Lion Air menempuh langkah fantastis pertamanya dengan menandatangani kontrak pembelian 230 pesawat Boeing 737.

Dua tahun kemudian, langkah tak kalah fantastisnya dilakukan Lion dengan menggandeng Airbus, kali ini di hadapan Presiden Prancis Francois Hollande, untuk mendatangkan 234 Airbus A320 dan A321.

Waktu itu, baik Obama maupun Hollande menyebut perikatan bisnis antara maskapai nasional Indonesia dengan industri pesawat komersial mereka itu telah membantu perekonomian AS dan Prancis karena menciptakan ribuan lapangan kerja baru.

Lion Air yang didirikan pada Oktober 1999 ini memiliki lima anak perusahaan, yakni Batik Air, Thai Lion Air, Malindo Air, Wings Air dan Lion Bizjet yang khusus memberi layanan carter jet.

ATR (Aerei da Trasporto Regionale) adalah pesawat turbotrop jarak pendek yang dibuat bersama Prancis dan Italia, hasil konsorsium Aeropspatiale, Prancis dan Aeritalia, Italia.

Produk utamanya adalah ATR 42 dan ATR 72.  ATR 42 berkapasitas duduk 40-50 penumpang, sedangkan ATR 72 yang akan dibeli Lion Air berkapasitas 74 penumpang yang dioperasikan dua pilot.




Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014