Kediri (ANTARA News) - Manajemen Persik Kediri, Jawa Timur, masih mencari peluang mendapatkan sponsor agar kesebelasan itu bisa berlaga dalam kompetisi di Tanah Air, pascakeputusan PT Liga yang mencoret keikutsertaan pada Liga Super Indonesia 2015.

"Kami berupaya mengambil langkah lebih lanjut, mencari uang untuk persiapan (kompetisi LSI, red) 2015," kata Manajer Persik Anang Kurniawan kepada wartawan di Kediri, Selasa.

Ia mengatakan, sampai saat ini memang belum ada tembusan langsung dari PT Liga Indonesia, selaku penyelenggara kompetisi terkait dengan dicoretnya Persik dari kompetisi LSI 2015. Manajemen masih mendapatkan informasi dicoretnya Persik dari kabar di media.

Walaupun dicoret, Anang mengatakan manajemen dan pengurus menerima keputusan PT Liga tersebut. Manajemen sendiri mengaku, keuangan menjadi masalah berat dari manajemen, sehingga Persik dinilai tidak siap ikut dalam kompetisi LSI 2015.

Saat ini, manajemen berusaha sekuat tenaga untuk mencari peluang sponsor ke sejumlah perusahaan yang dinilai mampu, salah satunya adalah PT Gudang Garam Tbk Kediri.

Selain itu, manajemen juga masih menunggu keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS) akhir Januari 2015. Dimungkinkan, Persik berpeluang mendapatkan dana dari RUPS itu, sehingga bisa menambah keuangannya.

"Kami masih menunggu RUPS akhir bulan, barangkali ada mukjizat," ujarnya.

Anang mengatakan, untuk ikut dalam kompetisi LSI 2015, memang membutuhkan anggaran yang besar. Misalahnya, dalam kompetisi sebelumnya, target Persik adalah bertahan di LSI, dibutuhkan dana minimal Rp18 miliar. Dana itu lebih kecil jika dibandingkan dengan klub lain, yang merancang antara Rp50-Rp60 miliar.

Untuk saat ini, manajemen belum memutuskan keikutsertaan Persik dalam kompetisi sepak bola di Tanah Air. Namun, jika Persik harus bertanding di Divisi Utama, manajemen juga harus bersiap mencarikan dana.

Pihaknya berharap, proposal pengajuan sponsor yang diajukan segera ada jawaban, sehingga manajemen bisa secepatnya bertindak. Bahkan, sampai saat ini manajemen masih mempunyai tanggungan utang sekitar Rp2 miliar kepada pemain. Untuk saat ini, masih belum ada biaya yang mencukupi untuk kompetisi, sehingga harus secepatnya mencari dana.

Anang juga mengatakan, sudah membicarakan masalah dicoretnya Persik dari kompetisi LSI 2015 ke Wali Kota. Namun, ia tidak bisa berharap banyak, terutama masalah pendanaan, sebab APBD pun tidak bisa digunakan untuk kompetisi sepak bola profesional.

Pewarta: Destyan HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015