Karena pers mencerminkan masyarakatnya, tidak mungkin teknologi berkembang sementara modelnya masih kuno"
Batam (ANTARA News) - Ketua Bidang Pameran Panitia Pusat HPN Adhy Trisnanto menilai pers sebagai cerminan masyarakat harus selaras dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi digital.

Oleh sebab itu, pada pameran pers dalam rangka Hari Pers Nasional 2015, diusung tema "Peradaban Pers" dengan memasukkan unsur teknologi digital.

"Dari tema itu, bertujuan agar kemasan pameran lebih bersifat digital untuk mengikuti perkembangan zaman," kata Adhy Trisnanto saat acara pembukaan acara di Kepri Mall, Batam, Kamis.

"Kami ingin menelusuri sejarah pers nasional dan melihat ke depan apa yang akan terjadi serta fenomena-fenomena yang terjadi selama ini. Selanjutnya bagaimana masyarakat pers mengantisipasi," jelas Adhy.

Menurut Adhy, wartawan dan insan pers lainnya harus menyelaraskan diri dengan perkembangan zaman, apalagi pers berperan besar dalam mencerdaskan bangsa serta membuka wawasan masyarakat.

"Karena pers mencerminkan masyarakatnya, tidak mungkin teknologi berkembang sementara modelnya masih kuno," ujar Adhy.

Ia mengapresiasi sejumlah media nasional yang sudah memanfaatkan teknologi untuk menyelaraskannya dengan perkembangan masyarakat.

Meskipun begitu, kata dia, pada era digital risiko semakin besar, misalnya informasi yang kadang simpang siur karena media ingin menampilkan informasi secara cepat.

"Itu risiko, dengan teknologi yang semakin mendukung, maka risikonya informasi bisa simpang siur, maka kita perlu filter dalam diri masing-masing mana yang layak dipercaya," jelasnya.

Dia menutup, "Beda pers zaman kemerdekaan dengan saat ini motivasinya. Walau sama-sama bertujuan mensejahterakan kehidupan bangsa tapi konteksnya bergeser yakni industri pers."

Pameran Hari Pers Nasional (HPN) 2015 diikuti 26 peserta dari media lokal, nasional dan mitra kerja.

Dalam acara ini, dimasukkan unsur teknologi digital misalnya pameran foto berpenyajian digital, sleain panggung hiburan dan layanan masyarakat.

HPN diperingati setiap tahun pada 9 Februari sejak dikeluarkannya Keputusan Presiden RI Nomor 5 Tahun 1985 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto.

HPN ditetapkan berdasarkan usul Dewan Pers pada  Sidang ke-21 Dewan Pers di Bandung, Jawa Barat, pada 19 Februari 1981.

Usulan Dewan Pers tersebut sebagai tindaklanjut dari kehendak masyarakat pers Indonesia yang tercantum dalam satu butir keputusan Kongres ke-28 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Padang, Sumatera Barat, pada 1978.

Mulai 2012, PWI merangkul semua komponen pers untuk ikut ambil bagian dalam peringatan HPN karena pada hakikatnya HPN milik semua komponen pers dan masyarakat luas mengingat pers adalah pilar keempat dalam demokrasi di luar eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Komponen pers bukan hanya kalangan wartawan, melainkan juga perusahaan penerbitan pers, periklanan, perhumasan, dan semua pihak yang peduli pada eksistensi pers yang merdeka.

Peringatan HPN 2015 bertema "Pers Sehat, Bangsa Hebat."





Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015