Surabaya (ANTARA News) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur mengidentifikasi delapan jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 yang berasal dari Provinsi Jawa Timur pada hari ke-48 proses identifikasi, Jumat.

"Ada 10 yang teridentifikasi hari ini, rinciannya delapan jenazah dan dua bagian tubuh. Namun dua bagian tubuh yang teridentifikasi itu masuk di antara delapan jenazah," kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol Anas Yusuf di Surabaya, Jumat.

Ia mengatakan total jenazah yang sudah diidentifikasi Tim DVI sebanyak 89 jenazah dan masih ada 13 jenazah lagi di Rumah Sakit Bhayangkara yang belum diidentifikasi.

Kepala Tim DVI Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Budiyono mengatakan delapan jenazah yang teidentifikasi antara lain Michelle Clemency Ardhi, laki-laki usia 13 tahun asal Surabaya, dan Rony Handoyo, laki-laki 28 tahun asal Kota Malang.

Selanjutnya ada Reggy Ardhi, laki-laki 40 tahun asal Surabaya; Juliana HO, perempuan 30 tahun asal Surabaya; dan Kenneth Matthew Gunawan, anak laki-laki 10 tahun asal Surabaya.

Selain itu ada Kayla Audrey Gunawan, anak perempuan tujuh tahun asal Surabaya; Fransisca Lanny Winata Liem, perempuan 47 tahun asal Surabaya; serta Vincencia Sri Andrijany, perempuan 44 tahun asal Probolinggo.

Ia menjelaskan kedelapan jenazah itu teridentifikasi sebagian besar dari data DNA yang didapat dari anggota keluarga, serta barang milik korban semasa hidup.

"Seperti jenazah Michelle Clemency Ardhi, laki-laki asal Surabaya yang teridentifikasi melalui DNA dan tali pusarnya yang masih tersimpan di rumah sakit tempat kelahiran korban," katanya.

Sebelumnya Tim DVI mengaku kesulitan mengidentifikasi sisa 23 jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia karena mayoritas kondisi jenazah tidak bagus, dan ada yang hanya beberapa bagian tubuh.

Pesawat QZ 8501 jatuh ke perairan Selat Karimata dalam perjalanan dari Bandara Juanda Surabaya menuju Singapura pada 28 Desember 2014.

Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015