Surabaya (ANTARA News) - Tim "Disasater Victim Identification" (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur berhasil mengidentifikasi empat jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 melalui pemeriksaan DNA.

"Mayoritas berdasarkan pemeriksaan DNA, keempat korban bisa dikenali identitasnya," ujar Kepala DVI Polda Jatim Kombes Pol Budiyono kepada wartawan di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Sabtu.

Pertama, jenazah berlabel B073 diketahui nama Hendra Theodoros (44), laki-laki asal Surabaya yang teridentifikasi dari pemeriksaan DNA dengan pembanding ibu kandungnya.

"Kemudian didukung pemeriksaan medis antropologi yang sesuai antara jenis kelamin dan usianya," kata perwira menengah tersebut.

Jenazah kedua adalah Jo Indri (80), wanita juga asal Surabaya yang teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA dengan data pembanding anak kandung serta diperkuat data medis antropologi sesuai dengan jenis kelamin, usia dan tinggi badan.

Berikutnya jenazah berlabel B079 bernama Mulya Hadi Kusuma Ranuwidjojo (35) laki-laki asal Mojokerto yang berdasarkan analisa gigi sesuai pemeriksaan cocok dengan semasa hidup korban

"Didukung properti yang melekat pada tubuh korban, berupa SIM dan KTP yang sesuai dengan data ante mortemnya," kata Budiyono.

Jenazah keempat yakni Djoko Satryo Tanoe Widjaja (40) laki-laki asal Surabaya yang teridentifikasi berdasarkan analisis gigi korban cocok dengan data ante mortemnya

"Pada jenazah berlabel B090 tersebut juga masih terdapat properti melekat di tubuh, berupa SIM dan KTP," kata dia.

Dengan teridentifikasinya empat jenazah maka jumlah korban pesawat jurusan Surabaya-Singapura tersebut total sudah 73 jenazah, sedangkan sisa 23 jenazah lainnya masih diperiksa oleh Tim DVI di Rumah Sakit Bhayangkara.

Sementara itu, tim dokter hari ini menerima kembali satu potongan tubuh, berupa kaki, dari Makassar, yang diterbangkan menggunakan penerbangan Lion Air nomor JT801.

Dengan demikian maka jenazah korban AirAsia yang sudah dikirim ke RS Bhayangkara Surabaya berjumlah 94 korban.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015