Riyadh (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pada Jumat (13/2) mengumumkan pembekuan semua operasi di kedutaan besarnya di Yaman karena kekhawatiran mengenai keamanan, demikian laporan kantor berita resmi Saudi Press Agency.

Staf kedutaan tersebut diminta meninggalkan Yaman dan pulang ke Arab Saudi. Keputusan diambil seiring politik dan keamanan di Ibu Kota Yaman, Sanaa, bertambah buruk.

Situasi keamanan telah bertambah buruk di Yaman sejak Januari, ketika kelompok Syiah Al-Houthi merebut Istana Presiden di Sanaa, Ibu Kota Yaman.

Pada 6 Februari, kelompok Al-Houthi mengumumkan tindakan sepihak untuk membubarkan parlemen dan membentuk dewan presiden untuk mengambil-alih kekuasaan setelah perdana menteri dan presiden Yaman meletakkan jabatan.

Namun pengunduran diri kedua pejabat paling senior di Yaman tersebut ditolak oleh semua partai politik dan dicela oleh negara Arab di Teluk.

Kebuntuan politik di Yaman juga mendorong Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Italia dan Jerman menarik staf diplomatik mereka dari Sanaa, dengan alasan situasi keamanan.

Namun, kelompok Al-Houthi belum lama ini menyatakan negara Barat tak memiliki alasan untuk menutup kedutaan besar mereka, dan berkeras bahwa situasi keamanan di ibu kota Yaman "kokoh".

Kelompok Syiah Al-Houthi, yang juga dikenal dengan nama Ansarullah dan berpusat di Provinsi Utara-jauh Yaman, Saada, telah memperluas pengaruhnya ke arah utara, setelah menandatangani kesepakatan perdamaian dan pembagian kekuasaan --yang ditaja PBB-- pada 21 September 2014. Sebelumnya bentrokan maut berkecamuk selama satu pekan.

(Uu.C003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015