... percaya perempuan mempunyai kekuatan dari cara mereka menjani kehidupan sehari-hari, untuk membantu menciptakan perdamaian...
Jakarta (ANTARA News) - Para perempuan di Poso yang tergerak membantu meredam konflik salah satunya terganjal masalah kebijakan yang tidak mendengarkan suara mereka. 

"Tantangan yang dihadapi saat ini soal kebijakan keamanan, yang menurut kami tidak mendengarkan suara perempuan, yang selalu menganggap konflik sebagai konflik keamanan," ujar Penggerak Perdamaian di daerah konflik Poso, Nerlian Gogali, di Jakarta, Jumat. 

Gogali mengungkapkan, para perempuan di Poso sebenarnya telah siap jika suatu saat diberikan otoritas ini. "Kami perempuan di Poso sudah merasa siap tetapi tidak diberi ruang. Kami mendorong DPRD mengeluarkan perda," kata dia.

Dia mengatakan, lebih dari sekedar meredam konflik dan menciptakan perdamaian, para perempuan di Poso ingin menyoroti pembangunan pasca perdamaian.

"Kebijakan Pemda dalam pembangunan pasca perdamaian sangat struktural tetapi tidak membangun karakter manusianya. Itu yang kami akan kejar," kata dia. Nerlian percaya, perempuan memiliki kekuatan untuk membantu menciptakan perdamaian di Poso. 

"Kami percaya perempuan mempunyai kekuatan dari cara mereka menjani kehidupan sehari-hari, untuk membantu menciptakan perdamaian," kata dia.

Pewarta: Lia Wanadriani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015