Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengharapkan Bandara Biak di Provinsi Papua bisa dikembalikan fungsinya sebagai bandara internasional.

Hal itu disampaikan dalam pertemuannya dengan Gubernur Papua Barat Abraham O Attaruri di Manokwari, Selasa, seperti dsampaikan dalam keterangan pers.

Menurut Fahri, banyak keuntungan yang akan didapatkan kalau bandara yang pernah menjadi jalur utama menuju Hawaii dan Honolulu itu bisa aktif kembali.

"Akan banyak keuntungan kalau Bandara Biak bisa jadi bandara international. Bandara ini dulu menjadi tempat transit masyarakat yang ingin menuju Honolulu, Amerika Serikat," ujar Fahri.

Langkah ini, menurut dia, juga akan mempercepat pembangunan di Indonesia Timur pada umumnya dan Papua Barat pada khususnya. "Ini untuk menghidupkan Indonesia Timur. Selama ini penerbangan ke luar negeri cenderung lewat Singapura, padahal kalau lewat Biak, perjalanan akan lebih singkat," katanya.

Karena itu, Fahri pun berharap bandara-bandara lain bisa juga dikembangkan. "Ya sebagai bandara international kan perlu juga bandara-bandara lain sebagai pendukung. Jadi bandara lain juga harus dtingkatkan seperti Bandara Merauke untuk jadi pendukung dan cadangan," katanya.

Dia pun berharap PT Angkasa Pura bisa mengembangkan hal itu.Terlebih DPR sudah menyetujui APBN-P untuk BUMN sebesar Rp39 triliun.

Dia berharap Angkasa Pura bisa diberikan anggaran pembangunan untuk mengembangkan bandara di Biak menjadi berkelas dunia.

"Kita menyetujui penambahan anggaran untuk Kementerian BUMN sebesar Rp39 triliun," kata Politisi PKS ini.

Dengan demikian BUMN diharapkan bisa menggunakan anggaran tersebut untuk program-program pembangunan, termasuk pengembangan bandara di Papua.

"Kalau Angkasa Pura misalnya dapat anggaran itu kan bisa mengembangkan bandara-bandara yang ada," katanya.

Sementara itu, Gubernur Papua Barat Abraham O Attaruri mengatakan bahwa ada dua hal yang paling penting dilakukan, yaitu pembangunan komunikasi dan insfrastruktur.

Dia pun menegaskan bahwa pemerintah sudah berjanji untuk memperpanjang landasan Bandara Monokrawi sehingga bisa didarati pesawat-pesawat besar. "Kemarin pemerintah sudah berjanji untuk memanjangkan landasan dari 2.000 meter menjadi 2.500 meter. Sayangnya kami masih terkendala masalah pembebasan lahan," katanya.

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015