Lahore, Pakistan (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya sepuluh orang tewas dan lebih dari 55 lainnya terluka akibat ledakan bom yang terjadi di luar dua gereja di kota Lahore, Pakistan, Minggu, kata penasihat kesehatan provinsi Khawaja Rafiq.

Kelompok Taliban Pakistan Jamaat-ul-Ahrar mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa ini.

Sementara menurut regu penyelamat, korban tewas bisa bertambah.

"Operasi penyelamatan sedang dilaksanakan dan ada kemungkinan bertambahnya jumlah korban tewas," kata juru bicara penyelamat Sajjad Hussain.

Ledakan di luar dua gereja di sebelah timur Lahore tersebut terjadi berselang beberapa menit. Kepolisian mengatakan pengebom mengincar kedua gereja tersebut, satu gereja Katolik dan lainnya Protestan, yang jaraknya berdekatan.

Setelah peristiwa tersebut, penduduk yang marah menggantung dua orang yang diduga terlibat dalam pengeboman tersebut, kata sumber kepolisian.

"Saya sedang duduk di toko dekat gereja ketika bom tersebut meledak. Setelah itu saya langsung ke lokasi dan melihat petugas keamanan berkelahi dengan seorang laki-laki yang mencoba masuk ke gereja. Lelaki tersebut jatuh dan meledakkan dirinya sendiri, petugas tersebut juga tewas bersamanya," kata saksi mata Amir Masih.

Milisi bersenjata di Pakistan telah menyerang penganut Kristen dan agama lain selama sepuluh tahun belakangan. Banyak yang menyalahkan pemerintah karena tidak memberikan perlindungan maksimal kepada mereka.

Kepolisian Pakistan diketahui tidak terlatih dengan baik dan kurang pendanaan.

Lahore adalah Ibu Kota Provinsi Punjab, provinsi paling kaya dan paling padat penduduk di Pakistan. Di sini juga menjadi pusat pemerintahan negara, di mana Perdana Menteri Nawaz Sharif berada.

Sebenarnya kondisi Lahore relatif aman bila dibandingakan dengan daerah lain di Pakistan, namun tindak kekerasan meningkat setelah pemerintah gagal mengadakan pembicaraan damai dengan Taliban pada 2014.

Setelah dialog tersebut gagal, tentara pemerintah melancarkan serangan ke wilayah barat laut terpencil, Waziristan Utara di sepanjang perbatasan Afganistan untuk mengusir pasukan Taliban dari wilayah utama terakhir yang mereka kuasai.

Saat ini pemerintah menguasai wilayah utama di Pakistan, namun menurut masyarakat hal itu tidak lepas karena para milisi melarikan diri sebelum serangan dilakukan dan yang lainnya tetap berada di daerah-daerah pedesaan, demikian Reuters

(Uu.M054)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015