Jakarta (ANTARA News) - Sosok pahlawan super lazimnya berkonotasi positif, mereka yang membela kejahatan dan mengutamakan nilai moral serta kasih sayang. Killer Ranger mengusung kisah berbeda di mana karakter utama merupakan superhero sadis nan pendendam.

"Killer Ranger bercerita tentang superhero pemberontak yang tidak hanya memburu lawan, tetapi juga memburu kawan," kata penulis Killer Ranger yang mengusung nama pena Korudo Kiraru kepada ANTARA News melalui surel, Minggu (15/3).

Pria kelahiran Jakarta pada 23 tahun silam itu mengatakan dia ingin mengangkat sudut pandang berbeda dari kisah pahlawan. Sosok pahlawan, ujar dia, bisa saja hanya merupakan topeng yang menutupi karakter asli yang busuk. Oleh karena itu dia mengangkat karakter yang biasa dianggap antagonis sebagai pemeran utama. ( Baca juga : Komik superhero Indonesia "Valentine" segera difilmkan )

Killer Ranger menggabungkan unsur superhero dan politik yang biasa ditemukan dalam kisah pahlawan di Amerika Serikat, namun jarang terlihat di Indonesia. 

"Di AS, kita sudah banyak melihat perpaduan antara dua insur ini, seperti Batman, Robocop dan Iron Man. Di Indonesia agaknya masih sedikit, jadi saya mencobanya," kata pria yang terinspirasi dari komik One-Punch Man asal Jepang itu.

Killer Ranger digambarkan tidak memiliki kemampuan super. Satu-satunya kelebihan yang ia miliki adalah ia terlahir sebagai seorang petarung natural yang mampu beradaptasi dalam pertarungan ratusan kali lebih cepat daripada master beladiri.

Korudo Kiraru menyebutkan kisah fiksi ini ditujukan untuk pembaca dewasa karena alurnya tak hanya bercerita tentang pergelutan antara pahlawan super dan monster jahat, tetapi juga sampai kepada ranah politik, sosial, bahkan dunia gemerlap. 

Sang penulis menyerap referensi dari berbagai sumber untuk menciptakan plot menarik. Ilmu politik salah satunya didapat dari membaca buku-buku badan intelijen Amerika Serikat CIA yang sudah boleh dibaca publik. 

Killer Ranger dibuat dalam format light novel, yaitu novel ringan bacaan remaja yang dihiasi ilustrasi. Dua ilustrator dari Desain Komunikasi Visual Universitas Telkom digandeng untuk menghidupkan Killer Ranger dalam bentuk gambar. Kolaborasi ketiganya diwujudkan lewat kisah-kisah yang diunggah berkala tiap pekan di laman fanpage Facebook Killer Ranger.

"Saya sebagai penulis ingin format saya juga sepopuler komik saat ini, kalau bisa malah jadi saah satu sumber inspirasi utama para pembuat film dan animasi karena selama ini yang biasa disebut-sebut di industri kreatif itu hanya game, musik, film dan komik," jelasnya.  (Baca Juga: Bahan kostum Spiderman untuk superhero lokal "Volt" )

Dia juga memiliki rencana menerbitkan Killer Ranger dalam format komik, meski bukan prioritas utama. 

"Sampai saat ini saya masih ingin cerita utama formatnya light novel, apalagi novel action yang menggambarkan adegan perkelahian ala the Raid masih sangat jarang di Indonesia," jelasnya.

Dia berharap, novel ini dapat diterbitkan di toko buku kelak.

"Yang penting membangun fanbase dulu," ujar penulis yang sebelumnya telah menerbitkan buku berjudul "Bunglon", "The Black", "Petal and Fire" dan "I Am Your Bodyguard".

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015