... terbungkus tampak indah, bagus kedengaran tapi belum terlihat penerapan apa yang disebut revolusi mental itu...
Sitaro, Sulawesi Utara (ANTARA News) - Kader PDI Perjuangan dari Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Djibton Tamudia, menilai, revolusi mental yang didengung-dengungkan sejak kampanye Pemilu Presiden 2014 hingga saat ini baru sebatas slogan, belum nampak dalam aksi nyata.

"Masih terbungkus tampak indah, bagus kedengaran tapi belum terlihat penerapan apa yang disebut revolusi mental itu," kata Tamudia, yang adalah ketua DPC PDI P Sitaro, Rabu

PDI Perjuangan sebagai partai yang memerintah, kata Tamudia, perlu mengingatkan dan turut serta menjabarkan revolusi mental dalam bentuk program dan aksi nyata. Tentu harus didahului sosialisasi hingga tingkatan terendah.

Tidak hanya revolusi mental, Tamudia juga menyorot visi Trisakti juga program Nawa Cita yang diusung pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang penerapannya dia nilai mulai melenceng dari harapan rakyat

"Perpres tentang tunjangan pengadaan mobil pejabat negara contoh nyata. Kalau tidak diributkan mungkin tetap jalan, tidak dicabut. Belum lagi kebijakan naik-turun harga BBM yang menimbulkan ketidakpastian," katanya.

Dia mengingatkan pemerintah untuk peka terhadap tanggapan publik yang mulai negatif atas berbagai kebijakan. Hal ini akan semakin meluas jika tidak dibenahi dan mengikis kepercayaan publik.

"Rakyat mudah menaruh percaya dan menggantungkan harapannya, tapi juga akan sangat mudah menarik kembali dan tidak canggung memberi penghukuman politik di Pemilu berikutnya," kata Tamudia.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015